JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, total kerugian kerusakan infrastruktur di Jakarta akibat kericuhan yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) saat demo pada Jumat (29/8/2025) bertambah menjadi Rp 80 miliar.
Jumlah kerugian tersebut meningkat dari sebelumnya Rp 55 miliar setelah ditemukan kerusakan tambahan meliputi dua jembatan penyeberangan orang (JPO), 18 traffic light, dan sejumlah kamera CCTV.
Hal itu disampaikan Pramono usai bertemu Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo di Balai Kota Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Rusaknya Fasilitas Umum di Jakarta oleh OTK, Kerugian Capai Rp 55 Miliar
“Maka biaya secara total kerugian yang kemarin saya sampaikan Rp 55 miliar, termasuk dua JPO tadi, sekarang (kerugian) menjadi Rp 80 milyar,” ucap Pramono, Selasa.
Kepada Dody, Pramono meminta agar perbaikan dua JPO tersebut bisa dibantu oleh pemerintah pusat.
Menanggapi hal itu, Dody memastikan Kementerian PU akan menangani perbaikan JPO di Senen dan di depan Polda Metro Jaya.
“Kalau ada yang lain, karena ada arahan Presiden kita siap juga. Jadi dua itu yang kita akan kerjakan, PU kerjakan, dan kita akan kerjakan dengan cepat harapannya fungsional kurang dari tujuh hari,” ungkap Dody.
Ia menjelaskan, meski detail biaya perbaikan belum dihitung, anggaran perbaikan akan diambil dari pagu nasional yang telah disiapkan untuk perbaikan infrastruktur di seluruh Indonesia.
“Tapi itu masih dalam pagu anggaran yang sudah kita hitung di awal, dari seluruh provinsi seluruh Indonesia itu kita kan sudah menganggarkan sekitar Rp 900 miliar,” lanjut Dody.
Baca juga: Pramono Ungkap Alasan Tetap Gelar CFD di Tengah Situasi Memanas
Pramono menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bersama pemerintah pusat akan bergerak cepat memperbaiki seluruh fasilitas umum yang rusak agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
Sebelumnya, Pramono menyebut kericuhan yang dilakukan OTK saat demo menyebabkan kerugian hingga Rp 55 miliar.
Angka tersebut mencakup kerusakan sarana transportasi publik, infrastruktur kota, hingga fasilitas pendukung lainnya.
“Kerusakan infrastruktur MRT sebesar Rp 3,3 miliar. Transjakarta kurang lebih Rp 41,6 miliar. Kemudian kerusakan CCTV dan infrastruktur lainnya Rp 5,5 miliar sehingga totalnya Rp 55 miliar,” kata Pramono usai rapat bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Balai Kota Jakarta, Senin (1/9/2025).
Pramono merinci, sedikitnya 22 halte Transjakarta terdampak. Dari jumlah tersebut, enam halte terbakar dan dijarah, sedangkan 16 lainnya mengalami kerusakan berupa vandalisme dan coretan.
Selain itu, satu pintu tol juga terdampak imbas aksi massa. Meski begitu, perbaikan langsung dilakukan sejak Sabtu (30/8/2025).
Baca juga: Jam Tangan Ahmad Sahroni Dikembalikan Usai Diambil, Orangtua Pelaku: Bukan Haknya
Pemprov DKI menargetkan seluruh halte yang rusak, baik ringan maupun berat, bisa kembali berfungsi pada 8–9 September mendatang.
“Per tanggal 1 September jam 5 pagi, tadi pagi, seluruh rute layanan Trans Jabodetabek 14 koridor sudah berjalan dengan normal dan memang ada sedikit hambatan tetapi kami yakin sekarang ini pasti sudah normal,” kata Pramono.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini