Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ojol Jakarta Kaget Dapat Orderan dari Luar Negeri: Mereka Pakai Bahasa Melayu

Kompas.com - 03/09/2025, 11:31 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nelwan (33), seorang pengemudi ojek online (ojol) yang biasa mangkal di sekitar Dukuh Atas, Jakarta Pusat, mengaku terkejut saat menerima pesanan makanan dari pelanggan luar negeri.

Pesanan itu datang di tengah suasana unjuk rasa yang sudah berlangsung sejak pekan lalu.

Menurut dia, pesanan itu datang dari warga Malaysia dan Singapura yang ingin menunjukkan solidaritas mereka terhadap masyarakat di Jakarta.

“Awalnya saya kira orang lokal. Ternyata mereka bilang dari Malaysia sama Singapura," kata Nelwan saat ditemui Kompas.com, Rabu (3/9/2025).

Baca juga: Saat Ojol Gelar Aksi Damai di Monas: Bagikan Bunga hingga Bermaaf-maafan dengan Polisi

"Bahasanya masih bisa dimengerti, pakai bahasa Melayu. Mereka cuma titip pesan supaya rezekinya bermanfaat untuk orang-orang di sini,” ucap Nelwan.

Pesanan yang diterima bukan dalam jumlah kecil. Dalam sekali transaksi, Nelwan pernah diminta mengantarkan tiga kopi, tiga roti, hingga sepuluh kotak ayam goreng.

Namun, tidak semua makanan sampai ke hotel tujuan. Sebagian justru dibagikan kepada sesama pengemudi ojol maupun masyarakat di sekitar lokasi aksi.

“Biasanya pas jalan menuju titik pengantaran, kami bagi-bagi dulu. Ada juga yang minta difoto buat laporan ke customer. Jadi, mereka tahu kalau pesanan benar-benar dibagikan,” ujarnya.

Bagi Nelwan, kiriman pesanan dari luar negeri itu memberi dampak nyata. Pendapatan driver ojol menurun drastis selama aksi unjuk rasa karena masyarakat lebih banyak berdiam di rumah dan akses jalan kerap ditutup.

“Orderan turun banget. Jadi pesanan seperti ini lumayan membantu, apalagi pas jam makan siang. Bisa mengurangi pengeluaran juga,” ucapnya.

Baca juga: Cerita Ojol Live Medsos demi Update Situasi di DPR Sambil Tunggu Orderan

Ia menduga para pelanggan luar negeri mengetahui kondisi Jakarta melalui media sosial dan pemberitaan daring. Menurut dia, kepedulian semacam ini jarang terjadi, tetapi terasa manfaatnya bagi para pengemudi.

“Zaman sekarang kan gampang, tinggal buka YouTube atau internet, orang luar negeri bisa tahu kondisi di sini. Jadi mereka ikut peduli, meski jauh,” tuturnya.

Nelwan berharap bentuk kepedulian tersebut bisa menjadi pengingat bahwa kehidupan ojol di Indonesia sangat bergantung pada situasi sosial dan ekonomi.

“Semoga perekonomian cepat membaik, dan nasib ojol jangan dipandang sebelah mata. Banyak yang terbantu dengan pesanan ini,” katanya.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau