Berselang lima menit kemudian, bus tujuan Flyover Kuningan datang lagi.
Berbeda dengan dua bus sebelumnya, bus ini datang dengan kondisi tanpa penumpang.
Lantas, penumpang di dalam halte pun mulai bergerak tak sabar.
Dari belakang, penumpang berdesak-desakan ingin masuk ke dalam bus.
Sambil menjaga kestabilan posisinya di ujung, pramusapa mengingatkan agar penumpang tetap berhati-hati.
“Perhatikan langkahnya. Lihat ke bawah,” kata pramusapa.
Baca juga: Kumuh dan Banyak Sampah, Halte Depan BTC Bekasi Dibersihkan
Seketika kursi langsung terisi penuh. Untuk memaksimalkan pengangkutan penumpang, pramusapa menginstruksikan penumpang yang berdiri agar bergeser ke bagian depan bus.
“Yang di depan maju lagi, bikin dua baris,” ujarnya.
Sementara di halte pertama, kepadatan penumpang tak berlangsung lama.
Beberapa penumpang yang baru masuk ke halte masih bisa berlari untuk mengejar busnya yang masih menunggu instruksi keberangkatan dari pramusapa.
Menurut Indra (45), seorang penumpang tujuan Pancoran, Halte Petukangan D’Masiv memang selalu ramai saat jam sibuk pagi hari.
Kepadatan penumpang bisa lebih parah jika ada kejadian yang membuat jalan bus terhambat.
“Iya memang ramai. Bisa lebih parah lagi kalau macet karena ada kecelakaan atau kejadian lain,” katanya ditemui di lokasi, Selasa.
Baca juga: Pengiriman 80 Bus Listrik Transjakarta Ditargetkan Rampung Akhir 2025
Di hari biasa, hambatan bus biasanya disebabkan oleh penyempitan jalan saat keluar dari jalur langit dari arah Cipulir.
Bus yang sebelumnya berjalan dengan lancar di jalur langit, harus bergabung dengan kendaraan pribadi di jalan yang tidak terlalu luas.