“Di situ kan ada penyempitan, jadinya lambat busnya jalan,” kata Indra.
Selain itu, proyek jembatan sebelum masuk ke Halte Puri Beta juga disebut sebagai penghambat jalan bus.
“Di sana itu kan dekat Puri Beta ada jembatan enggak beres-beres, di sana biasanya sering macet, terhambat busnya,” sambungnya.
Menurut Indra, pelayanan penumpang akan lebih efektif jika Halte Petukangan D’Masiv dibuat di jalur langit seperti halte lainnya.
“Tapi kan di sini sudah mau masuk wilayahnya Tangsel ya. Mungkin bisa lah para pejabat ini bersinergi, bikin haltenya yang kayak yang lain, di atas, biar enggak ada hambatan,” ujarnya.
Baca juga: Transjakarta Pakai AI untuk Permudah Akses Informasi dan Tangani Keluhan Pelanggan
Mayang (29), penumpang lainnya juga berpendapat sama. Mayang menambahkan, halte langit akan lebih baik jika dilengkapi eskalator.
“Iya, mending dibikin kayak halte lain di sana, kayak Cipulir, Seskoal, begitu. Kalau bisa sih ada eskalator biar enggak capek juga jalannya,” kata Mayang ditemui terpisah.
Menurut Mayang, penumpang yang sering menyeberang untuk mengakses halte dari pinggir jalan juga menjadi faktor terhambatnya arus lalu lintas.
Sehingga, halte jalur langit disebut juga bisa menjadi solusi untuk permasalahan ini.
“Kan kalau orang nyeberang gitu kan jadi kehambat jalannya, macet lagi. Jadi sudah benar itu dibikin halte yang tinggi sekalian ada JPO (jembatan penyeberangan orang)-nya,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang