JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan dapat menjadi penyedia likuiditas (liquidity provider) untuk pasar modal.
Menanggapi hal itu, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir mengatakan, hal tersebut masih dalam proses diskusi. Adapun, pasar modal itu dibagi dua yakni surat utang dan saham.
"Tentu nanti kita lihat lah dari hasil dividen kita parking di mana, bisa saja salah satunya di saham," kata dia ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/4/2025).
Baca juga: Danantara Dapat Suntikan Investasi Rp 33,5 Triliun dari Qatar
Ia menambahkan, dividen BUMN baru masuk ke Danantara pada akhir bulan ini. Dengan begitu, penglaokasian uang tersebut baru akan dilakukan setelah itu."Tentu yang paling cepat pertama ada di public market," imbuh dia.
Namun begitu, Pandu bilang, Danantara juga telah memiliki proyek-proyek lainnya.
Salah satunya, semalam Presiden RI Prabowo Subianto telah bicara dengan Qatar untuk melakukan investment fund bersama-sama senilai 2 miliar dollar AS atau setara Rp 33,5 triliun masing-masing.
Baca juga: Wamen BUMN Aminuddin Maruf: Danantara Wujudkan Cita-Cita BUMN
"Melakukan Investment Fund bareng bersama Qatar 4 billion US, 2 billion dari Qatar Juga 2 billion dari kita Itu nanti proyek-proyek untuk masuk ke Indonesia Jadi itu bagus Jadi sukses lah meeting di sana," ungkap dia.
Nantinya, Pandu bilang pihaknya telah memegang sekitar 18 saham BUMN yang berstatus Tbk alias terbuka.
"Yang penting return-nya masuk," terang dia.
Ia menekankan, pihaknya bertugas untuk membuat perusahaan BUMN menjadi lebih profit.
Baca juga: Danantara Terlibat dalam Pengelolaan Sampah Jadi Listrik, Zulhas: Ini Bisnis