JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia membutuhkan dana sekitar 88 miliar dollar AS atau Rp 2.967,4 triliun untuk menambah pasokan listrik hingga 2034.
Rencananya, kapasitas pembangkit listrik akan bertambah 69,5 gigawatt (GW).
Penambahan ini tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) 2025-2034.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa pendanaan yang besar itu mencakup investasi proyek sebesar 171 miliar dollar AS atau Rp 2.699 triliun, serta maintenance PLN capex dan interest during construction (IDC) sebesar 17 miliar dollar AS atau Rp 268 triliun.
Baca juga: Diskon Listrik 50 Persen Batal! Sri Mulyani: Proses Penganggarannya Lebih Lambat
"Ini adalah kebutuhan investasinya hampir Rp 3.000 triliun. PLN tidak mungkin menjalankan tugas ini dalam suasana kesendirian," ujarnya dalam acara Diseminasi RUKN dan RUPTL di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Maka dari itu, pendanaan untuk penambahan kapasitas pembangkit 69,5 GW ini tidak hanya berasal dari PLN tetapi juga dari swasta atau Independent Power Producer (IPP).
Secara perinci, PLN akan berinvestasi sebesar Rp 568 triliun untuk 20,4 GW, sedangkan investasi dari IPP sebesar Rp 1.566 triliun untuk 49,1 GW. "Satu-satunya cara untuk maju adalah melalui kolaborasi. Ini memang suatu tantangan, tetapi ini juga merupakan kesempatan bagi kita semua untuk maju secara bersatu," kata Darmawan.
Adapun komposisi 69,5 GW itu mencakup pembangkit energi baru terbarukan (EBT) 42,6 GW, storage 10,3 GW, dan energi fosil 16,6 GW.
Secara perinci, penambahan kapasitas pembangkit EBT itu mencakup energi surya sebesar 17,1 GW, air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, serta nuklir 0,5 GW.
Sementara untuk storage mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pumped storage sebesar 6 GW dan baterai sebesar 4,3 GW.
Sedangkan untuk bahan bakar fosil mencakup gas sebesar 10,3 GW dan batu bara sebesar 6,3 GW.
Baca juga: Rincian Tarif Listrik per kWh Juni 2025 untuk Semua Golongan Pelanggan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.