Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Batu Bara ke EBT & ESG, Begini Kinerja TBS Energi Utama (TOBA) Semester I 2025

Kompas.com - 31/07/2025, 11:16 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2025 menjadi babak penting bagi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dalam mengalihkan fokus dari bisnis batu bara ke energi baru terbarukan (EBT) dan pengelolaan limbah berbasis prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Meski kinerja keuangan semester I 2025 tertekan, analis menilai langkah transformasi ini menjanjikan prospek jangka panjang yang lebih stabil dan berkelanjutan.

TOBA mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar 172 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,8 triliun, turun 31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Perusahaan juga membukukan rugi bersih sebesar 115,3 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,9 triliun, berbanding terbalik dari laba 40,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 668 miliar pada semester I 2024.

Salah satu penyebab utama kerugian adalah penurunan penjualan batu bara, dari 1,7 juta ton pada Juni 2024 menjadi hanya 0,7 juta ton pada Juni 2025. Harga jual batu bara pun menurun dari 83 dollar AS per ton menjadi 52,9 dollar AS per ton.

Namun demikian, TOBA telah menanam fondasi untuk transformasi jangka panjang. Dua aksi korporasi penting telah dilakukan: akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. pada Maret 2025 dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. dua bulan setelahnya. Nilai transaksi kedua akuisisi ini mencapai 414 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 5 triliun.

Baca juga: TBS Energi Utama (TOBA) Pastikan Arus Kas Tetap Positif Usai Divestasi PLTU

Akuisisi ini dinilai memperkuat kehadiran TOBA di sektor pengelolaan limbah dan jasa lingkungan secara regional. Menurut analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan, langkah ini sejalan dengan arah bisnis masa depan dan mempertegas identitas baru TOBA sebagai perusahaan energi yang lebih ramah lingkungan.

"Bisnis pengelolaan limbah itu bukan hanya soal mengatasi atau mengurangi limbah, juga soal produksi energi. Semoga revisi Perpres pengelolaan limbah yang akan dirilis bisa mengatur harga energi yang dihasilkan dari pengelolaan limbah dan skema pembayaran yang terintegrasi," ujar Rudy, melalui keterangannya, Kamis (31/7/2025).

Ia menambahkan, bila regulasi tersebut terbit, maka TOBA akan mendapat keuntungan besar karena model bisnis Sembcorp di Singapura sudah teruji, khususnya dalam pengumpulan, pemilahan, dan sistem pembayarannya.

"Bisnis model Sembcorp tinggal di duplikasi. Prospeknya tentu menjanjikan mengingat kondisi Indonesia yang sudah masuk fase darurat sampah dan pemerintahnya berkomitmen tinggi untuk menjadikan masalah ini sebagai prioritas nasional,” kata Rudy.

Baca juga: TBS Energi Utama (TOBA) Lepas PLTU di Minahasa Utara

Hasil awal dari konsolidasi bisnis limbah ini cukup menjanjikan. Segmen pengelolaan limbah berkontribusi 35 persen terhadap total pendapatan TOBA semester I 2025. Lebih dari itu, segmen ini menyumbang 65 persen dari laba kotor perusahaan.

“Ini menunjukkan bahwa bisnis pengelolaan limbah punya skala dan profitabilitas yang baik. Transformasi yang berjalan mulus akan menciptakan nilai ekonomi yang signifikan, bahkan lebih besar dari model bisnis sebelumnya dalam periode waktu yang lebih singkat,” kata Rudy.

Senada dengan itu, analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menyebut bahwa penurunan kinerja keuangan saat ini adalah konsekuensi logis dari perubahan bisnis.

“Beberapa kenaikan beban ataupun kerugian sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari aksi korporasi yang dilakukan. Adanya aksi divestasi PLTU dan akuisisi aset untuk sektor pengelolaan limbah memiliki dampak akuntansi. Namun ini bukan berarti bisnis memburuk, melainkan fase awal dari transformasi,” jelas Leo.

Baca juga: TBS Energi Utama (TOBA) Tebar Dividen 10 Juta Dollar AS

Ia menekankan pentingnya melihat laporan keuangan TOBA dalam konteks perubahan model bisnis.

“Bukan fundamentalnya memburuk, melainkan penyesuaian untuk mencerminkan perubahan dari sisi model bisnis. Ini hal yang lazim dialami perusahaan di berbagai sektor yang sedang bertransformasi,” ujarnya.

Transformasi ini juga mengubah komposisi pendapatan TOBA. Tidak lagi bertumpu pada pertambangan, perdagangan batu bara, dan PLTU, TOBA kini menambah portofolio bisnis kendaraan listrik dan pengelolaan limbah.

Pada semester I 2025, kontribusi pendapatan dari bisnis berkelanjutan TOBA mencapai 36 persen, meningkat signifikan dari yang sebelumnya hanya di bawah 10 persen.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Industri
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Ekbis
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau