Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Pastikan Target Pajak 2026 Naik, Tapi Tak Ada Pajak Baru

Kompas.com - 16/08/2025, 19:17 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menargetkan penerimaan pajak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 sebesar Rp 2.357 triliun, naik 13,5 persen dibanding APBN 2025.

Meski target meningkat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan tidak akan ada pengenaan tarif atau jenis pajak baru.

Fokus pada Reformasi Internal

Sri Mulyani menekankan, kebijakan perpajakan akan tetap mengikuti UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dan peraturan yang sudah ada.

Baca juga: Penerimaan Pajak 2026 Ditargetkan Tumbuh 12,8 Persen

 

"Apakah kita punya pajak atau tarif baru? Kita tidak. Tapi lebih kepada reform internal. Pertama, core tax dan pertukaran data akan diinsentifkan," ujarnya dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025), dikutip dari InfoPublik.

Upaya meningkatkan penerimaan dilakukan melalui efisiensi internal, termasuk pemanfaatan Coretax dan sinergi pertukaran data antar-kementerian/lembaga.

Sistem pemungutan transaksi digital, joint program dalam analisis data, pengawasan, pemeriksaan, serta kepatuhan perpajakan juga bakal diperkuat.

Target Pendapatan Negara dan Rasio Pajak

Penerimaan negara pada 2026 ditargetkan Rp 3.147,7 triliun, naik 9,8 persen dari 2025. Dari total tersebut, penerimaan pajak ditetapkan Rp 2.357 triliun, naik 13,5 persen.

Penerimaan dari bea dan cukai diharapkan tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 334,3 triliun, sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diproyeksikan Rp 455 triliun, turun 4,7 persen.

Baca juga: Samakan dengan Zakat, Sri Mulyani: Pajak Kembali ke yang Membutuhkan...

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menilai target penerimaan pajak realistis.

"Kami menggunakan basis 2025 sebagai baseline, ditambah pertumbuhan ekonomi nominal, dan dua upaya utama: core tax serta joint program," ujarnya, dikutip dari ANTARA.

Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas Pajak

Sri Mulyani menambahkan, kenaikan target pajak juga mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,4 persen dan inflasi 2,5 persen pada 2026.

"Elastisitas penerimaan terhadap PDB sudah mendekati 7–9 persen, jadi upaya tambahan sekitar 5 persen dilakukan melalui berbagai langkah reformasi internal," jelasnya.

Pemerintah juga menargetkan rasio perpajakan (tax ratio) 10,47 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dibanding proyeksi 2025 sebesar 10,03 persen.

Baca juga: Pemerintah Bisa Tambah Penerimaan Rp 524 Triliun dari Pajak Orang Kaya hingga Cukai Minuman Manis

 

Penerimaan pajak dan kepabeanan ditargetkan Rp 2.692 triliun atau tumbuh 12,8 persen.

Dengan semua target itu, pemerintah optimistis pendapatan negara pada 2026 akan mencapai Rp3.147,7 triliun dengan rasio pendapatan 12,24 persen terhadap PDB, menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau