Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi, Infrastruktur, hingga Sawah Baru, Strategi Ketahanan Pangan 2026

Kompas.com - 18/08/2025, 11:29 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan yang besar dalam RAPBN Tahun 2026 senilai Rp 164,41 triliun.

Jumlah ini menjadi sinyal kuat bahwa pangan ditempatkan sebagai prioritas utama, terutama di tengah ancaman perubahan iklim, fluktuasi harga global, serta tingginya ketergantungan masyarakat pada komoditas pokok seperti beras.

Namun di balik ambisi tersebut, muncul pertanyaan apakah alokasi anggaran jumbo ini akan benar-benar mampu menjawab persoalan mendasar, mulai dari produktivitas hingga kesejahteraan petani?

Baca juga: 8 Agenda Prioritas APBN 2026 Menurut Prabowo, Pangan hingga Pendidikan

Berdasarkan Buku Nota Keuangan Beserta RAPBN 2026 dikutip Senin (18/8/2025), fokus utama pemerintah tahun depan adalah mendorong produksi pangan dalam negeri.

Upaya ini dilakukan melalui perluasan dan intensifikasi lahan pertanian, modernisasi sistem pertanian dan perikanan, pembangunan infrastruktur, hingga revitalisasi sektor garam nasional.

Pemerintah percaya bahwa jalan utama menuju ketahanan pangan adalah produksi yang memadai, sehingga ketergantungan impor bisa ditekan dan pasokan domestik lebih stabil.

Presiden Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Sabtu (17/8/2025) tengah malam.DOK. Kemensos Presiden Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Sabtu (17/8/2025) tengah malam.

Ditelisik lebih dalam, sebagian besar anggaran ketahanan pangan tahun 2026 dialokasikan melalui BPP, yakni belanja kementerian dan lembaga (K/L) dan non-K/L. Alokasi anggaran ketahanan pangan melalui belanja K/L dalam RAPBN tahun depan direncanakan sebesar Rp 67 triliun.

Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi penerima alokasi besar untuk penyediaan sarana-prasarana dan peningkatan produksi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diarahkan memperkuat perikanan tangkap serta budidaya, sementara Badan Pangan Nasional (Bapanas) difokuskan menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

Baca juga: Prabowo Siap Tindak Tegas Pelaku Kecurangan Pangan, Ingatkan Denda Rp 50 Miliar

Kementerian PU mendapat tugas membangun infrastruktur pertanian, sedangkan Badan Karantina memperketat aspek kualitas dan keamanan pangan.

Sementara itu, alokasi non-K/L senilai Rp 55,71 triliun akan dikucurkan dalam bentuk subsidi pupuk, subsidi bunga pinjaman, kredit usaha alat dan mesin pertanian, hingga penyangga harga dan pasokan.

Subsidi pupuk yang ditargetkan mencapai 9,62 juta ton menjadi instrumen vital karena langsung mempengaruhi ongkos produksi petani.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau