Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKD Jadi Andalan Program Ketahanan Pangan 2026, Dana Desa Tetap Jadi Tumpuan Utama

Kompas.com - 18/08/2025, 13:36 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menetapkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

Melalui skema Transfer ke Daerah (TKD), anggaran Rp 12,36 triliun disiapkan untuk menopang program pangan dari tingkat nasional hingga desa.

Dari total anggaran itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) mendapat porsi Rp 244,4 miliar.

Dana difokuskan untuk pembangunan infrastruktur pertanian, distribusi pangan, serta penguatan sistem agribisnis melalui DAK Fisik bidang pangan pertanian subbidang pertanian.

“Dukungan DAK untuk ketahanan pangan direncanakan sebesar Rp 244,4 miliar yang dialokasikan melalui DAK Fisik bidang pangan pertanian subbidang pertanian untuk mendukung distribusi pertanian,” tertulis dalam Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, dikutip Senin (18/8/2025).

Baca juga: Subsidi, Infrastruktur, hingga Sawah Baru, Strategi Ketahanan Pangan 2026

Selain itu, ada Hibah UPLAND yang diarahkan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian di dataran tinggi.

Program ini meliputi pengembangan lahan dan air, penguatan kelembagaan, serta peningkatan pendapatan petani setempat.

Porsi terbesar tetap melalui dana desa. Kebijakan ini sejalan dengan sektor prioritas pembangunan nasional yang menekankan ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja.

Dana desa diarahkan untuk memastikan ketersediaan pangan dari produksi lokal maupun lumbung pangan desa. Harga pangan diupayakan tetap terjangkau, sementara pemanfaatan pangan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa.

Skema berbasis potensi lokal dan kerja sama antar desa, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Baca juga: 8 Agenda Prioritas APBN 2026 Menurut Prabowo, Pangan hingga Pendidikan

Pada 2024, program ketahanan pangan dengan dana desa dilaporkan terlaksana di 75.108 desa. Tahun 2025 jumlahnya sedikit turun menjadi 74.600 desa.

Untuk 2026, pemerintah kembali menegaskan fokus serupa dengan alokasi Rp 12,11 triliun. Dana diarahkan tidak hanya untuk ketahanan pangan, tetapi juga lumbung pangan dan energi desa.

Target strategis dari alokasi tersebut mencakup pembangunan jalan usaha tani sepanjang 103 kilometer, bantuan sarana produksi pertanian seluas 1.070 hektar, penyediaan 778 unit alat dan mesin pertanian, pembangunan 137 unit jalan pertanian, serta pembangunan 50 unit pengolahan pakan ternak.

Meski begitu, efektivitas penggunaan dana desa masih menjadi pekerjaan rumah besar. Jumlah desa yang begitu banyak dengan kapasitas kelembagaan berbeda-beda menimbulkan tantangan pengawasan, koordinasi, dan konsistensi implementasi kebijakan.

Pemerintah dituntut memastikan alokasi anggaran jumbo ini tidak sekadar habis dibelanjakan, melainkan benar-benar mampu memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput hingga skala nasional.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau