JAKARTA, KOMPAS.com - Kehilangan pekerjaan, biaya rumah sakit mendadak, atau perbaikan kendaraan yang tak terduga bisa terjadi kapan saja. Pertanyaannya, apakah Anda sudah punya dana darurat untuk menghadapinya?
Dilansir situs Kementerian Keuangan RI, dana darurat adalah simpanan uang yang dipersiapkan khusus untuk menghadapi situasi tak terduga dan tidak diharapkan.
Situasi yang dimaksud di antaranya seperti kehilangan pekerjaan, kebutuhan medis mendadak, atau hal mendesak lainnya yang harus dipenuhi saat itu juga.
Tujuannya memiliki dana darurat adalah melindungi kondisi keuangan agar tidak goyah ketika krisis datang tiba-tiba.
Baca juga: Jangan Investasikan Dana Darurat, Ini Sebabnya Kata Perencana Keuangan
Dana darurat ibarat sabuk pengaman finansial. Tanpa itu, banyak orang akhirnya mengandalkan kartu kredit atau pinjaman cepat dengan bunga tinggi. Selain perlindungan finansial, dana darurat juga memberi ketenangan.
Dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, memiliki dana darurat membuat seseorang bisa lebih tenang mengambil keputusan, misalnya saat mencari pekerjaan baru setelah terkena PHK.
Jumlah dana darurat berbeda pada setiap orang, bergantung pada status keluarga dan kondisi finansial.
Misalnya untuk individu lajang, idealnya memiliki dana darurat 3–6 kali pengeluaran bulanan.
Adapun untuk yang sudah berkeluarga dengan tanggungan, minimal 6–12 kali pengeluaran bulanan.
Baca juga: Bingung Simpan Dana Darurat di Mana? Simak Tips dari OJK
Sebagai contoh, seseorang dengan kebutuhan bulanan Rp 4 juta perlu menyiapkan dana darurat minimal Rp 12 juta. Sementara keluarga dengan kebutuhan Rp 6 juta per bulan sebaiknya menyiapkan Rp 36 juta sampai Rp 72 juta.
Banyak orang masih bingung, di mana sebaiknya menyimpan dana darurat agar tetap aman sekaligus mudah diakses ketika dibutuhkan?
Menjawab hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekomendasikan enam instrumen keuangan yang bisa menjadi pilihan untuk menempatkan dana darurat.
Tabungan darurat adalah pilihan paling sederhana untuk menyimpan dana cadangan.
Uang ditempatkan di rekening tabungan biasa yang mudah diakses kapan pun dibutuhkan. Keuntungannya, pencairan bisa dilakukan secara cepat tanpa prosedur rumit.
Meski bunga tabungan relatif kecil, instrumen ini tetap penting karena memberikan likuiditas tinggi.