JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid meminta pemerintah menjaga kedamaian di dalam negeri untuk menjamin tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Sebab, menurut Arsjad, ekonomi nasional sangat rentan terdampak situasi geopolitik global.
"Bahwa kita ini mempunyai tantangan yang besar atas dampak daripada situasi global yang uncertain. Ada Trump effects, ada perubahan-perubahan konflik-konflik yang terjadi. Misalnya di ASEAN kemarin antara Thailand dan Kamboja," ujar Arsjad dalam konferensi pers Kick Off Indonesia Economic Summit (IES) 2026 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
"Kalau tidak ada namanya peacefulness ataupun kedamaian, bagaimana bisa ada pertumbuhan ekonomi?" tegasnya.
Baca juga: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Bisa Rugikan Ekonomi RI Hingga Rp 9 Triliun
Pernyataan itu ia sampaikan merespons pertanyaan soal kondisi politik dalam negeri yang kurang kondusif pasca adanya demonstrasi 25 Agustus 2025 di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Senin kemarin.
Arsjad melanjutkan, berbagai perkembangan geopolitik internasional langsung berpengaruh terhadap Indonesia, salah satunya terhadap harga energi dan sejumlah komoditas pangan.
Misalnya, ketika ada konflik militer Iran-Israel yang memicu kenaikan harga energi.
Selain itu, harga produk gandum juga dipengaruhi situasi perang Rusia-Ukraina.
Arsjad menyebut, situasi geopolitik yang sangat dinamis seperti saat ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Oleh karenanya, ekonomi Indonesia menurutnya harus kuat dari dalam terlebih dahulu.
"Mungkin saya rasa belum ada setingkat setinggi ini. Nah, ini yang menjadikan dampak perubahan yang sangat drastis yang tanpa disadari dampaknya terkena pada kita," tutur Arsjad.
"Karena itu di sini yang saya ingin suarakan persatuan-kesatuan kita yang sangat penting. Karena kalau tidak ada kesatuan-kesatuan dan gotong-royong, siapa yang lagi mikirin kita sendiri? Janganlah kita ribut di dalam," jelas Arsjad.
Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada para pengusaha untuk fokus menjaga ekonomi nasional supaya tidak merosot di tengah ketidakpastian.
Pengusaha bisa mencari potensi tujuan ekspor baru jika perdagangan dalam negeri stagnan.
"Kita fokus saja, fokus bagaimana untuk mendapatkan cuan dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian ini. Kita bangun ekspor yang lebih baik, kita pastikan pekerjaan selain lapangan pekerjaan di dalam negeri, kita lakukan pekerjaan di luar negeri," tambah Arsjad.
Baca juga: Ekonomi Spanyol Melaju Paling Cepat di Zona Euro, Apa Rahasianya?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya