JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengklaim telah menurunkan bunga kredit seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang telah empat kali diturunkan sepanjang 2025.
Sepanjang tahun ini, BI telah menurunkan BI rate sebanyak 100 basis poin (bps) dalam empat kali penurunan.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, mengatakan bahwa penyesuaian bunga kredit itu dipengaruhi oleh kondisi likuiditas perbankan, struktur biaya dana (cost of fund), serta komunikasi kepada nasabah.
Baca juga: Penurunan Suku Bunga The Fed Bisa Bikin Arus Modal Asing Masuk ke Indonesia
"Terkait suku bunga kredit, Bank Mandiri menegaskan telah melakukan penyesuaian pada segmen kredit berbasis reference rate sesuai arah penurunan BI Rate," ujarnya.
Kendati demikian, Novita bilang, portofolio kredit yang langsung mengacu pada BI Rate hanya mencakup porsi terbatas dibandingkan total portofolio.
Adapun penurunan BI Rate sebanyak 25 bps pada Agustus 2025 diperkirakan menurunkan imbal hasil (yield) kredit sekitar 10-15 bps di level portofolio.
Dampaknya terhadap pendapatan bunga relatif minimal dan dapat dikelola melalui strategi peningkatan porsi kredit ritel dan UMKM, sekaligus menjaga keseimbangan portofolio wholesale.
Meski begitu, Novita menilai kebijakan penurunan BI rate ini menjadi langkah akomodatif untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global serta mendorong percepatan pertumbuhan dengan tetap menjaga inflasi terkendali dan nilai tukar yang stabil.
Selain itu, penurunan suku bunga juga membuat daya beli masyarakat yang selama ini lesu menjadi terdorong serta memberikan sinyal positif bagi dunia usaha.
"BI telah menunjukkan arah yang strategis. Kami di Bank Mandiri siap memperkuat sinergi dengan otoritas moneter melalui pertumbuhan kredit yang sehat, terukur, dan berpihak pada kebutuhan masyarakat maupun pelaku usaha," ucapnya.
Sejalan dengan itu, perseroan juga akan terus menjalankan fungsi intermediasi secara sehat dan selektif, terutama mendukung sektor produktif serta penguatan ekonomi kerakyatan.
Dengan fokus pada pertumbuhan berbasis ekosistem wholesale, perseroan optimistis mampu tumbuh berkelanjutan melalui prinsip kehati-hatian (prudential banking).
Sebagai informasi, hingga Mei 2025, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit wholesale 15,8 persen secara year on year (YoY), jauh di atas rata-rata industri 8,43 persen YoY.
Kredit perumahan atau KPR juga tumbuh 14,2 persen YoY.
Sementara itu, segmen ritel naik 8,95 persen secara tahunan, sejalan dengan tren industri.
Pertumbuhan tersebut menunjukkan produk Bank Mandiri tetap diminati pasar.
Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) hanya 1,06 persen secara bank only pada periode yang sama, lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata industri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini