JAKARTA, KOMPAS.com - Shell Indonesia mengonfirmasi mengenai kosongnya stok bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
President Director & Managing Director Mobility, Shell Indonesia, Ingrid Siburian, mengatakan bahwa Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk BBM Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan.
"SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya, termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell," kata Ingrid dalam keterangan resminya, Rabu (27/8/2025).
Baca juga: Stok BBM di SPBU Swasta Kosong, Ini Penjelasan Wamen ESDM
Ia melanjutkan, Shell Indonesia terus berupaya untuk memastikan kelancaran pendistribusian dan penyediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell.
"Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia untuk memastikan ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," tegas Ingrid.
Ia menambahkan, pembaruan informasi terkait ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell dapat diakses melalui tautan www.shell.co.id/Ketersediaan-BBM.
Dilansir Kontan.id, Rabu, sejumlah SPBU milik Shell di Jakarta mulai kehabisan stok BBM.
Salah satunya di SPBU Shell Sunter Agung, Jakarta Utara.
Di SPBU Shell Sunter Agung, petugas tampak menandai dispenser dengan tanda silang sebagai penanda bahwa Super (RON 92) dan V-Power (RON 95) sudah kosong.
“Stoknya kosong sejak dua minggu lalu,” kata petugas SPBU BP-AKR saat ditemui.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, memberikan respons mengenai stok BBM yang kosong di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum SPBU swasta.
Selain Shell, stok BBM di SPBU BP juga mengalami kekosongan.
Yuliot bilang, kondisi itu bukan disebabkan oleh pembatasan izin impor BBM. "Bukan (bukan karena pembatasan izin impor BBM)," ujar Yuliot usai menghadiri Indonesia Summit 2025 di The Tribrata, Jakarta, Rabu.
Namun, saat ditanya apakah izin impor BBM sudah diberikan, Yuliot menyatakan akan mengecek terlebih dulu kepada Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.
Yuliot pun memastikan persoalan kosongnya stok BBM ini sudah dibahas di kementeriannya, sehingga ia meyakini hal itu tidak terkait dengan kendala izin ekspor BBM.
"Seharusnya enggak," katanya.
Yuliot pun memastikan Kementerian ESDM sudah melakukan evaluasi pasokan BBM nasional secara menyeluruh, termasuk kondisi saat permintaan BBM sangat tinggi pada Februari 2025.
"Jadi untuk pasokan BBM, secara nasional kita lakukan evaluasi secara keseluruhan. Ya kemarin itu kan karena ada kelebihan permintaan, waktu bulan Februari," ungkap Yuliot.
"Jadi kan lonjakan kemarin itu kan cukup tinggi. Itu kan sebenarnya kita ada batasan kuota waktu itu," katanya.
Selain itu, evaluasi pasokan BBM juga dikoordinasikan dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.
Dengan begitu, persoalan kekosongan BBM saat ini sedang diselesaikan.
"Jadi ya saya juga sudah koordinasikan dengan teman-teman di Kementerian Perdagangan, di Kementerian Keuangan, ya bagaimana untuk kebutuhan energi, khususnya BBM, itu bisa terpenuhi secara keseluruhan. Jadi ini kita lagi diselesaikan," jelasnya.
Sebagai informasi, kosongnya stok BBM terjadi di sejumlah SPBU swasta di Jakarta.
Baca juga: Wamen ESDM Pastikan Impor BBM 15 Miliar Dollar AS dari AS Tetap Jalan
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini