JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah tantangan ekonomi dan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, pertumbuhan simpanan jumbo atau tabungan nasabah di atas Rp 5 miliar justru meningkat signifikan.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan, simpanan nasabah kaya dengan saldo di atas Rp 5 miliar tumbuh 9,45 persen secara tahunan (year on year/YoY) per Juli 2025.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan bahwa tren ini dipengaruhi oleh strategi korporasi yang masih menahan ekspansi usaha.
“Ini indikasi bahwa mereka masih mengumpulkan uangnya di sana untuk siap-siap ekspansi nanti. Belum ekspansi penuh, tapi tidak lama lagi kalau kondisi ekonomi membaik, kemungkinan mereka akan mulai ekspansi bisnisnya lagi,” ujar Purbaya dalam konferensi pers, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Simpanan Pelajar di Bank Capai Rp 32 Triliun, 59 Juta Pelajar Punya Rekening Bank
Ekonom Universitas Bina Nusantara, Doddy Ariefianto, menilai, tren pertumbuhan simpanan besar di bank merupakan hal wajar di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
“Simpanan nasabah Rp 5 miliar ke atas itu umumnya nasabah korporasi. Ini bisa jadi indikasi mereka agak menahan ekspansi, konsumsi, atau investasi bisnis,” kata Doddy.
Dengan kata lain, simpanan jumbo menjadi cerminan sikap wait and see pelaku usaha dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Sejumlah bank juga mencatatkan peningkatan simpanan jumbo hingga pertengahan 2025.
Di Bank Permata (BNLI), pertumbuhan segmen nasabah tajir yang berasal dari PermataBank Priority dan PermataBank Private mencapai 10 persen YoY.
Direktur Consumer Banking Bank Permata, Djumariah Tenteram, menyebut pertumbuhan segmen affluent ini ditopang oleh strategi konsultatif yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah.
“Di tengah gejolak ekonomi global, kami terus menjalankan fungsi konsultatif terhadap nasabah affluent yang memiliki portofolio investasi. Hal ini salah satunya dilakukan dengan memperhatikan profil risiko nasabah terkait instrumen investasi apa yang dapat disesuaikan, sehingga tujuan masing-masing dapat tercapai,” jelasnya.
Sementara itu, di Bank Mandiri (BMRI), simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar per Mei 2025 juga mencatat pertumbuhan positif, dengan kenaikan lebih dari Rp 150 miliar secara year to date.
Head of Deposit Product Management Bank Mandiri, Mega Ekaputri Pujianto, menjelaskan tren ini sejalan dengan meningkatnya jumlah nasabah korporasi maupun individu beraset besar (high net worth individual/HNWI).
“Sentimen positif ini juga didukung inovasi layanan serta reputasi Bank Mandiri sebagai bank dengan fundamental yang kuat,” ujarnya.
Baca juga: Simpanan Nasabah Kaya di Atas Rp 5 Miliar Naik 7,2 Persen, Apa Pemicunya?
Secara komposisi, simpanan di atas Rp 5 miliar masih didominasi oleh HNWI dan pebisnis. Pertumbuhan dana dari segmen ritel HNWI cukup signifikan, seiring meningkatnya kebutuhan layanan pengelolaan kekayaan yang lebih terintegrasi.
Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan dana jumbo yang sehat dan berimbang, baik dari korporasi maupun ritel. Strategi yang dijalankan mencakup penguatan layanan wealth management, pemanfaatan platform digital Livin’ by Mandiri, serta penawaran produk simpanan dan investasi yang lebih variatif dan kompetitif.
Di tengah berbagai tantangan ekonomi, juga daya beli yang masih melemah, pertumbuhan simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar atau simpanan jumbo nasabah justru meningkat.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan pertumbuhan pada simpanan nasabah kaya atau di atas Rp 5 miliar sebesar 9,45% secara tahunan atau year on year (YoY) per Juli 2025. (Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Simpanan Nasabah Jumbo Sejumlah Perbankan Meningkat
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini