KOMPAS.com – Banyak nasihat keuangan klasik yang sering kita dengar ternyata justru membuat generasi muda semakin sulit meraih kebebasan finansial.
Hal ini diungkapkan Vivian Tu, mantan trader Wall Street sekaligus pendiri platform edukasi finansial Your Rich BFF, yang berhasil meraih status miliarder di usia 27 tahun.
“Tips-tips keuangan lama itu harus mati, karena justru membuat kita tetap miskin,” ujar Vivian, dilansir dari CNBC, Sabtu (30/8/2025).
Baca juga: Lini Tengah Persib Makin Kaya, Thom Haye Resmi Berseragam Maung Bandung
Vivian menilai situasi ekonomi yang dihadapi generasi milenial dan Gen Z jauh lebih berat dibanding orang tua mereka.
“Jika hidup adalah permainan Guitar Hero, generasi sebelumnya bermain di mode tutorial, sementara milenial dan Gen Z bermain di level sulit dengan TV rusak,” kata dia.
Kondisi ini membuat nasihat klasik seperti “cari kerja dengan gaji lebih besar”, “tinggal di tempat lebih murah”, atau “hemat kopi dan roti avocado” jadi tidak relevan.
Berikut beberapa nasihat finansial yang menurut Vivian sudah tak lagi relevan bagi generasi muda saat ini.
Baca juga: Simpanan Nasabah Kaya di Bank Melonjak, Ini Sebabnya
Mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi terdengar sederhana, tetapi prakteknya jauh lebih rumit. Tidak semua orang punya akses jaringan, pendidikan, atau kesempatan magang yang bisa membuka jalan ke perusahaan besar.
Perusahaan top seperti Google, misalnya, cenderung merekrut dari lingkaran referral yang sudah mereka kenal. Artinya, meski punya ijazah atau sertifikat, belum tentu peluangnya terbuka.
Selain itu, pekerjaan bukan hanya soal gaji. Banyak orang merasa terikat dengan keluarga, teman, atau lingkungan sosialnya. Relasi personal ini sering lebih penting daripada sekadar pindah kerja demi nominal yang lebih besar.
Harga rumah dan biaya sewa terus meningkat sehingga sulit menemukan hunian lebih murah. Bahkan bila menyewa, biaya ikut naik seiring harga properti yang melambung.
Padahal, kepemilikan rumah selama ini dianggap sebagai cara utama membangun kekayaan jangka panjang. Menyuruh orang pindah ke tempat lebih murah bisa berarti menjauhkan mereka dari peluang investasi tersebut.
Selain itu, tak semua orang benar-benar hidup sendiri. Data menunjukkan hanya 1 dari 10 anak muda yang tinggal sendirian. Sebagian besar tinggal dengan pasangan, teman sekamar, atau orangtua.
Baca juga: AHY Ingatkan RI Bisa Kena Kutukan Negara Kaya: SDA Melimpah Tapi Tak Bisa Makmur
Membeli kopi atau sarapan enak sesekali tidak akan membuat seseorang gagal membeli rumah. Justru, banyak anak muda merasa wajar memberi diri sendiri “hadiah kecil” di tengah mahalnya biaya hidup.
Masalah utama sebenarnya bukan pada pengeluaran kecil, melainkan inflasi. Harga barang dan jasa naik lebih cepat daripada kenaikan gaji.