KOMPAS.com – PT PLN (Persero) tengah menyiapkan dua proyek strategis pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Provinsi Bengkulu, yakni PLTP Kepahiang dan PLTP Hululais.
Jika terealisasi, keduanya diproyeksikan menghasilkan total kapasitas 220 megawatt (MW) listrik hijau untuk memperkuat pasokan energi nasional.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, mengatakan pengembangan panas bumi menjadi bagian penting dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Baca juga: Tarif Listrik per kWh September 2025 Semua Golongan Pelanggan PLN
Pemerintah menargetkan kapasitas PLTP nasional mencapai 5,2 gigawatt (GW) dalam periode tersebut.
“Potensi panas bumi Indonesia sangat besar dan tersebar di banyak wilayah. Kami akan mengoptimalkan pengembangan PLTP yang sudah dikaji agar kehadirannya memberi dampak nyata, baik bagi masyarakat di sekitar proyek maupun pelanggan PLN di seluruh Indonesia,” kata Suroso dalam keterangan resmi, Jumat (29/8/2025).
Suroso menjelaskan, proyek pertama adalah PLTP Kepahiang berkapasitas 110 MW yang berlokasi di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. Saat ini, proyek tersebut memasuki tahap finalisasi pemilihan mitra strategis.
Nantinya, listrik dari PLTP Kepahiang akan disalurkan ke Gardu Induk (GI) Pekalongan di Kabupaten Kepahiang.
Baca juga: Prabowo Optimistis Pembangkit Listrik di Indonesia 100 Persen Gunakan EBT Dalam 10 Tahun
Sementara itu, proyek kedua adalah PLTP Hululais dengan kapasitas 110 MW di Kabupaten Lebong. Proyek ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2028.
Energi panas bumi yang digunakan bersumber dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Sama seperti Kepahiang, listrik dari PLTP Hululais juga akan dialirkan ke GI Pekalongan.
Untuk mempercepat pengembangan, PLN menyiapkan sejumlah strategi, termasuk menjalin kesepakatan pembelian uap panas bumi dengan para pengembang.
PLN memastikan proyek-proyek panas bumi dijalankan bersama mitra strategis yang memiliki kompetensi dan visi sejalan dengan PLN untuk menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau.
"Seluruh proses dijalankan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi. Tak hanya itu, kami juga menerapkan prinsip fairness of partnership untuk mewujudkan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Suroso.
Baca juga: Revisi Aturan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, Pemerintah Permudah Proses Izin dan Pengelolaan
Menurut Suroso, proyek-proyek panas bumi ini tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi hijau, tetapi juga membawa dampak ekonomi di tingkat daerah.
“Melalui pengembangan PLTP di berbagai daerah, PLN tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi hijau, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui keterlibatan pelaku usaha lokal dan penyerapan tenaga kerja,” pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini