TANGERANG, KOMPAS.com - Di tengah tuntutan transformasi tenaga kerja, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi dinilai tak bisa lagi hanya bergantung pada forum resmi.
CEO CSUL Finance sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, mencatat kunci kolaborasi justru terletak pada keterbukaan, ruang diskusi informal, dan keberanian pemimpin untuk mendengarkan.
Perspektif tersebut disampaikan lewat forum CEO Talk Show: Sustainable Business & People Transformation Practices in Indonesia's Economic Transformation, dalam gelaran Indonesia Human Capital & Beyond Summit atau IHCBS 2025 di ICE BSD, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Kerja Sama Indonesia-Australia Siapkan Tenaga Kerja Hadapi Tantangan Industri
Ia menekankan bahwa kolaborasi tidak hanya langsung dimulai di forum resmi, melainkan perlu dibangun dulu lewat diskusi informal.
Menurutnya, setiap pihak yang terlibat dalam kolaborasi tentu punya kewajiban masing-masing, tapi agar tujuan bisa tercapai, penting ada komunikasi awal di belakang layar.
“Kalau bicara mengenai kolaborasi ya, terkait dengan kolaborasi tentu masing-masing pasti punya kewajiban. Lalu dari saya selalu kita menekankan bahwa pertama harus ada diskusi informal, sebelum kita bicara kolaborasi itu sendiri, kita ada diskusi informal di belakang layar,” ujar Suwandi.
Dengan adanya diskusi informal, lanjutnya, semua pihak bisa saling menyampaikan ide secara terbuka tanpa tekanan.
Baca juga: Di Balik Ancaman PHK Massal, Industri Perkapalan Jadi Harapan Serap Tenaga Kerja Baru
Ketika masuk ke forum formal, mereka sudah punya kesepahaman dan tidak lagi terbebani dengan mental block atau rasa kaku.
Artinya, diskusi informal jadi pondasi utama kolaborasi yang sehat, karena membuka ruang komunikasi yang lebih cair sebelum melangkah ke tahap formal yang lebih mengikat.