JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono memastikan ekspor udang dari Indonesia tidak terganggu meski ada kasus produk udang yang terpapar radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Hal itu disampaikan Trenggono merespons pertanyaan anggota Komisi IV DPR RI dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
"Tidak, tidak terganggu. (Ekspor) tidak terganggu," ungkap Trenggono.
Dalam penjelasannya, Trenggono juga mengungkap penyebab udang produksi PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods) bisa terpapar Cs-137.
Baca juga: Udang Beku RI Terpapar Radioaktif, Menteri Kelautan: Cesium 137 Itu 30 Tahun Baru Bisa Larut
Trenggono menyampaikan, cemaran tersebut berasal dari paparan udara.
Ia bilang, PT BMS memiliki pabrik di dua lokasi, yakni Medan (Sumatera Utara) dan Cikande (Banten).
Berdasarkan hasil penelusuran pemerintah, produk udang dari pabrik Medan tidak ada masalah.
"Tapi di Cikande, empat kontainer ini terpapar. Itu dipastikan melalui udara dan sumbernya dari slab besi. Kita sudah minta kepada Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan tindak lanjut," ujar Trenggono saat rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
"Jadi, ngecek, menelusuri besi-nya sumbernya dari mana. Kalau misalnya impor, yang ekspor slab itu harusnya enggak boleh. Kalau seandainya itu bekas reaktor (nuklir), harusnya enggak boleh. Tapi kita enggak tahu (dari mana). Intinya kita hanya sampai di situ," jelasnya.
Dalam penjelasannya, Menteri Trenggono juga mengungkapkan bahwa Cs-137 merupakan bahan untuk senjata nuklir.
Namun, ia menegaskan bahwa Indonesia saat ini belum memiliki pembangkit nuklir atau pengembangan nuklir.
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa pabrik PT BMS berdekatan dengan peleburan baja.
Udang yang dikemas oleh PT BMS terkena paparan lewat udara dari slab besi yang dilebur.
"Tapi kan kita enggak punya nuklir, kok tiba-tiba ada itu? Nah, kita bersama dengan Gegana Polri, bersama dengan Bapeten, dan juga BRIN ikut terlibat di situ. Menteri LH ikut terlibat. Kita lokalisasi apakah itu (cemaran) ada di dalam pabrik? Ternyata bukan," jelas Trenggono.
"Itu dia kena udara, paparan udara. Dari mana? Diketahui, ditengarai itu dari slab besi. Dari slab besi, karena di situ ada pabrik peleburan baja," tuturnya.