Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Teken Tarif Baru, Serat Optik AS Kena Bea Masuk hingga 78 Persen

Kompas.com - 04/09/2025, 15:05 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Reuters

KOMPAS.com-China akan mengenakan tarif tinggi atas impor serat optik dari Amerika Serikat mulai 4 September 2025.

Pengumuman itu keluar menjelang Rabu (3/9/2025) tengah malam, lewat pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China.

Bea masuk ditetapkan sebesar 78,2 persen untuk produk cut-off shifted single-mode optical fibre.

Baca juga: Trump Mau Berlakukan Tarif Impor Furnitur, Pemerintah Indonesia Kaget dan Waspada

Jenis serat optik ini menjadi tulang punggung jaringan telekomunikasi jarak jauh, baik di wilayah terpencil maupun jalur bawah laut.

Tiga produsen besar Amerika masuk daftar. Corning dikenai tarif 37,9 persen, OFS-Felite 33,3 persen, dan Drake Communications 78,2 persen.

Perusahaan lain dari AS mendapat bea masuk setinggi tarif maksimum.

Data bea cukai menunjukkan, sepanjang 2024 impor serat optik jenis ini dari AS mencapai lebih dari 140 juta dollar AS.

Tidak semua produk dalam kode tarif itu terkena bea masuk, tergantung hasil klasifikasi otoritas setempat.

Baca juga: Prabowo-Vladimir Putin Lakukan Pertemuan Khusus di China Bahas Investasi

Tarif baru ini berbentuk bea anti-penghindaran. Aturan itu dibuat untuk mencegah eksportir lolos dari bea anti-dumping maupun bea imbalan yang sudah berlaku lebih dulu.

“Penyelidikan yang diluncurkan pada 4 Maret menyimpulkan bahwa eksportir AS menghindari tindakan anti-dumping yang ditujukan pada serat optik mode tunggal dengan mengirimkan jenis serat yang kini dikenai tarif baru,” bunyi pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China.

Tarif tambahan berlaku hingga April 2028.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Ekbis
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau