Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MBG Diperkirakan Sedot Anggaran 10 Persen dari Belanja RAPBN 2026

Kompas.com - 04/09/2025, 19:08 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diproyeksikan menyedot 10 persen dari anggaran belanja dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

Kepala Pusat Ekonomi dan UMKM Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al Farras, mengatakan anggaran riil untuk MBG bisa jauh lebih besar dari angka resmi, yaitu Rp 335 triliun.

Jika memasukkan tambahan anggaran dari berbagai pos pendukung, nilainya diperkirakan tembus Rp 360 triliun. Jumlah itu setara hampir 10 persen dari total belanja dalam RAPBN 2026 yang mencapai Rp 3.700 triliun.

“Jadi Rp 360 triliun hampir 10 persen dari total belanja RAPBN 2026 sebesar Rp 3.700 triliun. Hanya untuk satu program,” ujar Farras saat sesi diskusi INDEF secara daring, Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Banyak Korban Keracunan dalam 8 Bulan, Ekonom: MBG Perlu Dievaluasi Total

Lebih jauh, MBG menyedot anggaran pendidikan 2026 sebesar 44,2 persen.

Besarnya porsi anggaran ini menimbulkan kritik karena menyisihkan kebutuhan mendesak lain di sektor pendidikan, seperti peningkatan kesejahteraan guru, perbaikan infrastruktur sekolah, dan penguatan kualitas pembelajaran.

Masalah lain muncul ketika dilihat dari sisi anggaran kesehatan.

Ternyata terdapat alokasi tambahan sebesar Rp 24,7 triliun untuk program makanan bergizi bagi ibu hamil, menyusui, dan balita dengan target 7,4 juta orang.

Ilustrasi makan bergizi gratis. Pakar kesehatan menilai Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta perlu dievaluasi melalui survei dan studi kohort untuk memastikan mutu gizi dan keamanan pangan bagi jutaan penerima manfaat.KOMPAS.COM/JUNAEDI Ilustrasi makan bergizi gratis. Pakar kesehatan menilai Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta perlu dievaluasi melalui survei dan studi kohort untuk memastikan mutu gizi dan keamanan pangan bagi jutaan penerima manfaat.

Anggaran ini menyerap 10,1 persen dari total anggaran kesehatan 2026. Padahal, kelompok sasaran tersebut sebenarnya sudah termasuk dalam cakupan penerima MBG dari sektor pendidikan.

“Padahal tadi kalau kita cek, di anggaran MBG ini, 82,9 juta orang itu, itu sebenarnya sudah mencakup ibu hamil, kemudian anak bayi juga. Lantas, kenapa ada anggaran lain, makanan bergizi pula, di porsi anggaran kesehatan?” paparnya.

Baca juga: Kopdes Merah Putih Jual Beras Bulog, Bisa Dipakai Buat MBG

Ia mencatat, jika potensi tumpang tindih anggaran MBG di sektor kesehatan sebesar Rp 24,7 triliun bisa dihemat, maka dana tersebut bisa dialihkan ke pos anggaran lain yang bisa berdampak langsung kepada masyarakat.

“Apakah ini nanti jadi tumpang tindih antara anggaran kesehatan dengan anggaran pendidikan, khususnya yang menyasar bagi ibu hamil, menyusui, dan balita? Dan kalau ternyata tumpang tindih, kita bisa menghemat Rp 24,7 triliun untuk berbagai macam pos anggaran lainnya,” beber Farras.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau