Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tertekan ke 16.700, Pasar Cermati Kebijakan Prabowo dan BI

Kompas.com - 24/09/2025, 14:39 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terus melemah dan mendekati Rp 16.700 per dollar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menyebut pelemahan rupiah dipicu faktor domestik dan eksternal.

“Pasca-pergantian menteri di beberapa kabinet Presiden Prabowo, terutama di Kementerian Keuangan, terpantau pasar bereaksi negatif,” kata Nanang kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2025).

 Baca juga: Inovasi Baru Lindungi Padi, Petani Terhindar Rugi Jutaan Rupiah

Pelemahan rupiah juga bersamaan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75 persen.

Langkah longgar itu bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi, namun menimbulkan risiko pelemahan rupiah bila pasar khawatir inflasi dan arus modal keluar.

“Jika inflasi domestik tinggi atau ekspektasi harga naik, rupiah bisa kehilangan daya tarik,” ujarnya.

Nanang menambahkan, pasar meragukan kapasitas pemerintah dalam menjaga defisit dan disiplin fiskal.

“Mereka bisa menarik modal,” ucapnya.

Menurutnya, keputusan kebijakan yang terkesan politis atau mendadak turut memicu sentimen negatif.

 Baca juga: IHSG Cetak ATH Lagi di Level 8.125, Rupiah Masih Melemah

Investor juga mencermati satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo, perubahan kabinet, serta arah kebijakan fiskal dan moneter.

Di sisi lain, penyaluran dana Rp 200 triliun untuk likuiditas perbankan pada program strategis nasional (PSN) bisa memberi efek positif bagi rupiah bila tepat sasaran.

Namun jika gagal dan kredit macet meningkat, baik bulanan maupun tahunan, rupiah tetap berisiko melemah.

Nanang mencontohkan penghapusan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di bawah Rp 10 juta yang bisa menggerus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Ini bisa makin membesar di tahun mendatang, karena belanja pemerintah yang juga makin banyak, sehingga APBN terus mendapat pengawasan,” ujarnya.

Ia memperingatkan potensi pelemahan lanjutan rupiah masih terbuka sambil menunggu rilis data ekonomi serta transaksi Surat Berharga Negara (SBN) dan ekuitas.

“Kemungkian memasuki zona 16.700 atau 17.000 zona yang memberi kekhawatiran pasar bisa saja otoritas melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap nyaman,” tutup Nanang.

Mengutip Bloomberg, pukul 14.15 WIB rupiah berada di Rp 16.684 per dollar AS, menguat tipis 3,50 poin atau 0,02 persen dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.687,5 per dollar AS.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Industri
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Ekbis
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau