JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indra Wijayanto mengatakan Perum Bulog harus menghabiskan 1,1 juta ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga Desember 2025.
Ini agar mencapai target penyaluran beras yang dimulai lagi pada Juni lalu.
"Target tahun ini kan 1,5 juta ton dan telah tersalur pada Januari sampai Maret 318 ton, namun kemudian distop, karena ada panen raya dan dimulai lagi pada Juni," kata Indra di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (25/9/2025).
Baca juga: Pastikan Stok dan Harga Beras SPHP di Jatim, Bulog dan Kementan Gelar Operasi Pasar
Ilustrasi beras. HET beras terbaru.Indra menyebut pemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP lebih optimal dan Bulog sebagai operator telah bekerja keras melaksanakannya.
"Kami apresiasi Bulog, seperti di Kalimantan Selatan ini dilaporkan telah tersalur sekitar 7-10 ribu ton dari target 25.000 ton," ujarnya saat meninjau gerakan pangan murah (GPM) dengan penyaluran beras SPHP di halaman Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kalimantan Selatan di Banjarbaru.
Indra pun berharap lebih banyak lagi partisipasi pedagang untuk bisa turut menjual beras SPHP melalui mekanisme yang telah diatur oleh Bulog, yakni melalui aplikasi KlikSPHP.
Apalagi untungnya cukup besar yakni Rp 1.500 per kilogram dengan modal pembelian di Bulog Rp 56.500 kemasan 5 kilogram.
Baca juga: Bulog Janjikan Tak Ada Beras SPHP Disalurkan dalam Keadaan Rusak
Harga Eceran Tertinggi (HET) beras SPHP saat ini Rp 12.500 per kilogram untuk zona 1, Rp 13.100 per kilogram untuk zona 2, dan Rp 13.500 per kilogram untuk zona 3.
Diketahui ada tujuh saluran penyaluran SPHP, seperti pasar tradisional, ritel modern, gerakan pangan murah (GPM), kios pangan, RPK (Rumah Pangan Kita), Koperasi Desa/Kelurahan Merah putih hingga operasi pasar.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang