JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan pemerintah bersama pemangku kepentingan akan mempercepat dan memperluas penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke ritel modern.
Langkah ini ditempuh guna menjaga ketersediaan sekaligus menyeimbangkan harga beras di pasar nasional.
“Ini untuk mengimbangi adanya pergeseran distribusi perberasan ke pasar tradisional,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Penyaluran Beras SPHP yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (3/9/2025) seperti dikutip dari Antara.
Ketut menjelaskan, pemerintah melalui Bapanas menghimpun pemerintah daerah bersama Perum Bulog untuk mengeskalasi distribusi beras SPHP.
Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Mentan: Anomali Ini Kita Perbaiki Bersama...
“Targetnya kepada 214 kabupaten/kota yang masih ada fluktuasi harga beras melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) selama bulan Agustus lalu,” ujarnya.
Adapun 214 daerah tersebut tersebar di 33 provinsi. Rinciannya, 113 kabupaten/kota di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, Sulawesi), 81 kabupaten/kota di zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan), serta 20 kabupaten/kota di zona 3 (Maluku dan Papua).
Menurut Ketut, saat ini terjadi pergeseran distribusi di mana penggilingan padi lebih banyak menyalurkan beras ke pasar tradisional. Kondisi ini membuat pasar rakyat lebih ramai dikunjungi karena menawarkan beras beragam jenis, sebagian sesuai HET, meski rata-rata masih di atas ketentuan.
Ia menilai ritel modern tetap memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga.
“Kalau ritel modern sudah terpenuhi dengan baik maka dengan sendirinya harga beras di pasar rakyat minimal flat,” jelasnya.
Rapat koordinasi yang digelar Bapanas merupakan tindak lanjut dari rapat inflasi nasional yang sehari sebelumnya dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri.
“Dalam rapat itu khusus untuk beras sudah terjadi beberapa penurunan, tapi ada 214 daerah yang masih mengalami kenaikan harga beras,” ujar Ketut.
Bapanas mencatat realisasi penyaluran beras SPHP periode Juli–Desember hingga 3 September 2025 mencapai 126,2 ribu ton. Angka ini masih bagian dari target 1,3 juta ton hingga akhir 2025.
Baca juga: Harga Beras Masih Tinggi, Mentan Amran Sebut Pangan RI Baik-baik Saja
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini