JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah sorotan publik soal harga beras yang masih tinggi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional masih terkendali.
Ia merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan dampak kenaikan harga beras terhadap inflasi justru sangat kecil.
Menurutnya, kenaikan harga beras hanya memberi dampak kecil terhadap inflasi, yakni 0,03 persen saja.
Adapun inflasi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat stabilitas harga pangan.
Baca juga: Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani
Data BPS mencatat inflasi nasional turun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen.
Artinya, meskipun harga beras di pasar terasa mahal, secara keseluruhan kontribusi pangan, yang biasanya punya pengaruh besar terhadap inflasi, masih menunjukkan tren yang terkendali.
“Sudah lihat nggak BPS? Hasil BPS terhadap inflasi pengaruhnya 0,03 persen. Dan inflasi kita itu salah satu indikator ya, inflasi kita turun dari 2,37 menjadi 2,31. Itu artinya apa? Pangan kita yang kontribusi tertinggi biasanya itu menunjukkan bahwa baik-baik saja,” ujar Amran saat ditemui wartawan di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Lebih jauh, Amran menilai kondisi saat ini wajar, sebab terjadi pergeseran konsumsi beras dari segmen premium ke medium yang lebih banyak tersedia di pasar tradisional.
“Toh sekarang ini transisi pergeseran pangan kita dari premium itu bergeser ke medium, pasar tradisional, dan itu terjadi,” paparnya.
Soal produksi, Amran mengeklaim stok nasional justru menunjukkan tren positif.
Data BPS memperkirakan produksi beras hingga Oktober 2025 mencapai 31 juta ton, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 28 juta ton.
Dengan capaian itu, Amran optimistis pasokan beras aman meski harga di pasar tengah bergejolak.
Pemerintah, kata dia, tetap mengawasi distribusi agar masyarakat tidak terdampak secara signifikan.
“Artinya produksi di atas surplus 3 juta ton dibanding tahun lalu. Dan yang menarik adalah 31 juta ton itu sampai Oktober. Tahun lalu itu produksi hanya 30 juta ton. Padahal masih ada 2 bulan nih. Estimasi kita itu 34 juta ton,” beber Amran.
Baca juga: Berharap Swasembada Beras Terwujud Tahun Ini, Mentan: Mudah-mudahan Tidak Ada Guncangan Lagi
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini