Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Industri Tekstil Sudah Mulai Bangkit, Kemenaker Ungkap Ada 3.000 Buruh Kembali Bekerja di Pabrik

Kompas.com - 26/09/2025, 18:16 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Surya Lukita menyebut 3.000 buruh tekstil di Garut kembali bekerja.

Mereka direkrut perusahaan yang sebelumnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menurut Surya, kondisi ini menjadi sinyal industri manufaktur mulai pulih setelah gelombang PHK sejak 2024.

"Alhamdulillah sekarang ekonominya kelihatan sudah mulai membaik. Kalau kami lihat, pantau di Pasar Kerja, ini perusahaan-perusahaan tekstil sudah mulai merekrut kembali (karyawan)," ujar Surya dalam media briefing di Kantor Pusat Kerja Kemenaker, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

"Kayak kemarin ada saya lihat barusan di Garut minta 3.000 orang bekerja lagi. Jadi sudah mulai pasar kerja ini bergeliat lagi," lanjutnya.

Baca juga: Kemenaker: Setiap Tahun Ada 10,7 Juta Warga RI yang Butuh Pekerjaan, Belum Termasuk Korban PHK

Ia menambahkan, sentimen di dunia industri juga membaik dengan masuknya investasi baru ke Indonesia.

Meski begitu, Surya tidak merinci nama perusahaan yang kembali mempekerjakan ribuan buruh tersebut.

Surya menjelaskan, PHK di sektor manufaktur sejak 2024 dipengaruhi situasi geopolitik global.

Perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina membuat rantai pasok terganggu sehingga menekan ekspor Indonesia.

"Akhirnya pabrik-pabrik sepatu, garmen, tekstil, dan alas kaki itu banyak melakukan PHK di awal tahun 2025," ujarnya.

Baca juga: 7 Lowongan Pekerjaan Paling Dibutuhkan di RI, Ada Kreator Konten hingga Host Live Streaming

Data Kemenaker mencatat 42.385 pekerja terkena PHK sepanjang Januari-Juni 2025. Sektor tekstil paling terpukul, termasuk penutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

Kementerian Perindustrian mencatat investasi industri pakaian pada 2024 mencapai Rp 10,2 triliun. Angka ini melonjak 124,9 persen dibanding 2023 yang hanya Rp 4,53 triliun.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Farhan Aqil Syauqi menilai investasi baru belum cukup menutup kerugian industri.

"Tambahan investasi yang masuk sebesar Rp 10,2 triliun patut kita syukuri, meski belum bisa menggantikannya investasi yang setop, baik dari sisi produksi maupun sisi penyerapan tenaga kerja," kata Farhan dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau