KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerbitkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Nomor 10 Tahun 2025 untuk menyambut tahun ajaran baru 2025/2026.
SE itu mengatur tentang pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah pada pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto menyampaikan, pelaksanaan MPLS Ramah merupakan gerbang awal pembentukan karakter serta adaptasi menyeluruh bagi peserta didik baru di satuan pendidikan.
“MPLS Ramah merupakan kegiatan pertama para murid di sekolah untuk beradaptasi dan mengenali lingkungan sekolah mereka yang bahagia,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (11/7/2025).
Pernyataan itu ditegaskan Gogot dalam web seminar (webinar) nasional yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kemendikdasmen, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: MPLS 2025, Kemendikdasmen Tambah Materi Bahaya Narkoba dan Judol
Penerbitan SE tersebut merupakan upaya mendorong tumbuh kembang potensi dan penguatan karakter murid di Indonesia.
Gogot menekankan, MPLS Ramah bukan sekadar orientasi, melainkan bagian penting dari proses pendidikan yang harus dilaksanakan dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan kebahagiaan.
Rangkaian kegiatan MPLS Ramah pada 2025/2026 dirancang dan disiapkan dengan prinsip utama, yakni menjunjung tinggi nilai karakter, serta menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman melalui pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Lebih lanjut, Gogot menyebutkan, melalui MPLS Ramah, satuan pendidikan didorong untuk menanamkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
Kebiasaan tersebut diyakini akan memperkuat fondasi karakter dan tumbuh kembang anak secara holistik.
Baca juga: Kemendikdasmen: Pendidikan Dasar Gratis Sekolah Negeri-Swasta Dilakukan Bertahap
Selain itu, MPLS Ramah juga menjadi momentum untuk memperkuat program Pagi Ceria, yaitu serangkaian aktivitas sebelum pembelajaran dimulai.
Kegiatan itu mencakup senam Anak Indonesia Hebat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa bersama untuk menumbuhkan rasa kebangsaan serta membangkitkan semangat belajar.
Gogot mengatakan, sekolah harus menjadi ruang kondusif bagi murid untuk bertumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab.
“Kami juga mengajak para orangtua untuk aktif terlibat dalam mendampingi putra-putrinya selama MPLS Ramah berlangsung,” katanya.
Menurut Gogot, kehadiran orangtua menjadi bentuk dukungan awal yang sangat berarti dalam perjalanan pendidikan anak.