Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Produktivitas Nasional, Kemenaker Gelar Pelatihan dan Sertifikasi “Productivity Specialist”

Kompas.com - 08/09/2025, 16:53 WIB
TS Naja,
DWINH

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produktivitas nasional sebagai kunci daya saing bangsa di era transformasi global.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat membuka Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist di Bekasi, Senin (8/9/2025).

Menurut Yassierli, Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia harus mampu memaksimalkan peningkatan produktivitas agar mampu bersaing di tingkat regional maupun global.

“Produktivitas adalah kata kunci bagi daya saing, sekaligus fondasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin.

Baca juga: Menaker Yassierli: Produktivitas Nasional Masih Tertinggal 10 Persen dari ASEAN

Yassierli menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan dan sertifikasi ini menjadi bagian penting dari Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas, dengan salah satu pilar utamanya adalah tersedianya tenaga ahli produktivitas yang kompeten dan tersertifikasi.

Melalui program itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menargetkan tersedianya sekitar 200 productivity specialist yang mampu menyiapkan program-program produktivitas berdampak tinggi, serta memperkuat kapabilitas National Productivity Organization (NPO) Indonesia dalam mendorong produktivitas nasional.

“Kita menghadapi tantangan besar. Tingkat produktivitas Indonesia masih di bawah rata-rata negara ASEAN dan pertumbuhannya cenderung stagnan. Faktor modal pun belum memberikan dampak signifikan. Ini PR besar kita bersama,” tegas Yassierli.

Mengutip kajian McKinsey, saat ini tingkat produktivitas Indonesia tercatat sekitar 11.000 juta dollar Amerika Serikat (AS) per pekerja. Untuk mencapai target Indonesia Emas 2045, angka ini harus meningkat hingga 440 persen.

Baca juga: Laporan Mercer Ungkap Penyebab Produktivitas Pekerja RI Kurang Efisien

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat membuka Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist di Bekasi, Senin (8/9/2025).Dok. Humas Kemenaker Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat membuka Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist di Bekasi, Senin (8/9/2025).

“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dengan dunia usaha, perguruan tinggi, dan berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mengakselerasi capaian tersebut,” ungkap Yassierli.

Ia juga menyoroti ketimpangan produktivitas antarsektor industri. Industri padat karya dinilai masih memiliki produktivitas rendah, sementara industri padat modal relatif lebih tinggi.

“Sebagai negara besar, kebijakan pertumbuhan ekonomi harus memperhatikan sektor padat karya agar produktivitas nasional dapat tumbuh lebih merata,” imbuh Yassierli.

Sebagai strategi intervensi, Kemenaker mendorong peningkatan produktivitas berbasis people, process, product, and policy (4P). Upaya ini akan diperkuat dengan program upskilling dan reskilling bagi sedikitnya 50.000 pekerja mulai Oktober mendatang.

Baca juga: 3 Alasan Pentingnya Upskilling dan Reskilling bagi Pencari Kerja

“Kita membutuhkan banyak productivity specialist sebagai champions dan agen perubahan di perusahaan-perusahaan Indonesia. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena peran kalian akan menentukan masa depan daya saing bangsa,” ucap Yassierli.

Sebagai informasi, acara Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist juga dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenaker Cris Kuntadi, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas), Agung Nur Rohmad, serta Sekjen Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau