KOMPAS.com-Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkap produktivitas pekerja Indonesia masih berada 10 persen di bawah rata-rata ASEAN.
Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan besar sekaligus peluang untuk mendorong transformasi hubungan industrial di tanah air.
“Produktivitas kita masih 10 persen di bawah rata-rata ASEAN. Mimpi besar saya, SP/SB menjadi champion produktivitas, menjadi ahli dan konsultan, bahkan ikut mengampanyekan budaya kerja produktif,” kata Yassierli dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menaker Bakal Panggil Tokopedia Terkait Isu PHK Ratusan Karyawan
Yassierli menekankan hubungan industrial yang harmonis tidak lagi cukup. Dunia kerja Indonesia harus bergerak menuju pola hubungan industrial transformatif dengan produktivitas sebagai kunci utama.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Ketenagakerjaan telah menginisiasi pelatihan ahli produktivitas. Ia berharap Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) bisa ikut dalam program training of trainers sehingga hasilnya dapat tersebar ke seluruh daerah.
Selain isu produktivitas, ia menyoroti tiga pekerjaan rumah besar di sektor ketenagakerjaan: pembaruan regulasi, penguatan Gerakan Produktivitas Nasional, serta peningkatan keterampilan pekerja lewat upskilling dan reskilling.
“Saya melihat ini adalah tantangan sekaligus kesempatan bagi kita semua untuk menghadirkan masa depan bangsa, bagi anak cucu kita,” ujarnya.
Yassierli menyebut isu ketenagakerjaan lain juga masih perlu perhatian serius, mulai dari upah minimum, tenaga kerja asing, perjanjian kerja waktu tertentu, outsourcing, cuti, hingga pesangon dan pemutusan hubungan kerja.
Baca juga: Siapa Wamenaker Baru Usai Pemberhentian Immanuel Ebenezer? Ini Kata Menaker
Kolaborasi pemerintah, serikat pekerja, dan dunia usaha dianggap penting agar ketiga PR besar tersebut bisa dijalankan secara nyata.
“Kami terus memperbarui kurikulum melalui SKKNI agar relevan dengan kebutuhan industri. Balai-balai itu harus dimanfaatkan tidak hanya oleh pencari kerja, tetapi juga serikat pekerja untuk upskilling dan reskilling,” kata Yassierli.
Kemnaker juga mencanangkan slogan “A Nice Place to Grow” yang diarahkan sebagai ruang pengembangan kapasitas pekerja secara berkelanjutan.
Yassierli menegaskan peningkatan produktivitas nasional menjadi salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyebut produktivitas Indonesia harus melonjak 260 persen agar bisa sejajar dengan negara maju.
“AI bukan untuk menggantikan kita, tapi untuk mendukung kita. Dengan kolaborasi pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, saya yakin kita bisa mewujudkan lompatan besar itu,” ucap Yassierli.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini