Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaker Yassierli: Produktivitas Nasional Masih Tertinggal 10 Persen dari ASEAN

Kompas.com - 02/09/2025, 09:55 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkap produktivitas pekerja Indonesia masih berada 10 persen di bawah rata-rata ASEAN.

Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan besar sekaligus peluang untuk mendorong transformasi hubungan industrial di tanah air.

“Produktivitas kita masih 10 persen di bawah rata-rata ASEAN. Mimpi besar saya, SP/SB menjadi champion produktivitas, menjadi ahli dan konsultan, bahkan ikut mengampanyekan budaya kerja produktif,” kata Yassierli dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menaker Bakal Panggil Tokopedia Terkait Isu PHK Ratusan Karyawan

Yassierli menekankan hubungan industrial yang harmonis tidak lagi cukup. Dunia kerja Indonesia harus bergerak menuju pola hubungan industrial transformatif dengan produktivitas sebagai kunci utama.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Ketenagakerjaan telah menginisiasi pelatihan ahli produktivitas. Ia berharap Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) bisa ikut dalam program training of trainers sehingga hasilnya dapat tersebar ke seluruh daerah.

Selain isu produktivitas, ia menyoroti tiga pekerjaan rumah besar di sektor ketenagakerjaan: pembaruan regulasi, penguatan Gerakan Produktivitas Nasional, serta peningkatan keterampilan pekerja lewat upskilling dan reskilling.

“Saya melihat ini adalah tantangan sekaligus kesempatan bagi kita semua untuk menghadirkan masa depan bangsa, bagi anak cucu kita,” ujarnya.

Yassierli menyebut isu ketenagakerjaan lain juga masih perlu perhatian serius, mulai dari upah minimum, tenaga kerja asing, perjanjian kerja waktu tertentu, outsourcing, cuti, hingga pesangon dan pemutusan hubungan kerja.

Baca juga: Siapa Wamenaker Baru Usai Pemberhentian Immanuel Ebenezer? Ini Kata Menaker

Kolaborasi pemerintah, serikat pekerja, dan dunia usaha dianggap penting agar ketiga PR besar tersebut bisa dijalankan secara nyata.

“Kami terus memperbarui kurikulum melalui SKKNI agar relevan dengan kebutuhan industri. Balai-balai itu harus dimanfaatkan tidak hanya oleh pencari kerja, tetapi juga serikat pekerja untuk upskilling dan reskilling,” kata Yassierli.

Kemnaker juga mencanangkan slogan “A Nice Place to Grow” yang diarahkan sebagai ruang pengembangan kapasitas pekerja secara berkelanjutan.

Yassierli menegaskan peningkatan produktivitas nasional menjadi salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyebut produktivitas Indonesia harus melonjak 260 persen agar bisa sejajar dengan negara maju.

“AI bukan untuk menggantikan kita, tapi untuk mendukung kita. Dengan kolaborasi pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, saya yakin kita bisa mewujudkan lompatan besar itu,” ucap Yassierli.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau