Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Kunjungan Presiden Brasil: Bikin Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, Curhat soal Masa Jabatan

Kompas.com - 24/10/2025, 09:53 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

Curhat masa jabatan

Selain itu, di hadapan Prabowo, Lula mengatakan, meski dirinya sudah berusia 80 tahun, namun dirinya akan tetap mencalonkan diri kembali sebagai Presiden untuk ke-4 kalinya.

"Saya ingin mengatakan bahwa saya akan berusia 80 tahun. Tapi percayalah, saya masih punya energi seperti saat berusia 30 tahun. Dan saya akan maju untuk masa jabatan keempat di Brasil," ujar Lula.

Lula menjelaskan, dirinya berbicara seperti itu kepada Prabowo karena mereka masih akan sering bertemu.

Dia mengatakan, meski lengser pada 2026 mendatang, namun dirinya akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden demi menjaga hubungan Brasil dan Indonesia.

Baca juga: Berusia 80 Tahun, Lula Bilang ke Prabowo Mau Jadi Calon Presiden Brasil Ke-4 Kalinya

"Saya katakan ini karena kita masih akan sering bertemu. Masa jabatan saya saat ini baru akan berakhir pada akhir tahun 2026. Tapi saya siap mencalonkan diri lagi dan memastikan hubungan antara Indonesia dan Brasil menjadi hubungan yang kuat, bermartabat, dan berharga," kata Lula.

Sebelumnya, Prabowo telah lebih dulu menyebut undang-undang (UU) di Indonesia tidak membolehkan seorang Kepala Negara untuk menjabat selama 3 periode.

"This is your third term. Beliau sudah ketiga kali, ketiga kali periode. Kalau undang-undang mereka boleh tiga kali, kalau kita enggak boleh. Hahahaha," ujar Prabowo.

Baca juga: Saat Prabowo Singgung Presiden Brasil yang Bisa Menjabat 3 Periode: Kalau Kami Enggak Boleh

Penggunaan mata uang lokal

Indonesia dan Brasil membuka kemungkinan menggunakan mata uang lokal masing-masing untuk transaksi perdagangan antara kedua negara.

"Baik Indonesia maupun Brasil ingin membahas kemungkinan perdagangan menggunakan mata uang masing-masing," kata Lula.

Lula menyebutkan, negara perlu mengubah penggunaan mata uang asing dalam transaksi perdagangan agar tidak mengalami ketergantungan.

Menurut dia, abad ke-21 menuntut keberanian untuk mengimplementasikan hal tersebut.

Baca juga: RI-Brasil Buka Kemungkinan Gunakan Mata Uang Lokal untuk Bertransaksi

"Ini hal yang perlu kita ubah. Abad ke-21 menuntut keberanian yang mungkin tidak kita miliki pada abad ke-20. Kita harus mengubah cara kita berdagang agar tidak bergantung pada siapa pun," ucap Presiden Lula.

Ia menegaskan banyak negara, termasuk Brasil, menginginkan multilateralisme, alias bukan unilateralisme.

"Kita menginginkan demokrasi perdagangan, bukan proteksionisme. Kita ingin tumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan pekerjaan yang berkualitas — karena itulah alasan rakyat memilih kita," kata Lula.

Baca juga: Presiden Brasil Bagi 6 Resep Sukses Investasi di Depan Pengusaha RI

Lebih lanjut, ia meyakini bahwa Brasil dan Indonesia akan menjadi negara besar, sebesar yang diinginkan.

Oleh karena itu, kedua negara perlu membahas kesamaan pandangan dalam kondisi politik dan ekonomi saat ini, agar hubungan kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan, sains dan teknologi, budaya, serta politik, dapat terus bertumbuh.

"Kita ingin semakin mandiri, tidak tergantung pada satu negara saja. Indonesia dan Brasil tidak menginginkan Perang Dingin kedua. Kita menginginkan perdagangan bebas," ujar Lula.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau