JAKARTA, KOMPAS.com – Transmisi otomatis bisa bertahan lama kalau mobil dirawat dengan baik. Namun seperti halnya komponen mekanis lain, transmisi matik juga memiliki umur pakai.
Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis mobil matik Worner Matic, menjelaskan bahwa transmisi otomatis tidak bersifat abadi. Komponen di dalamnya tetap akan mengalami keausan seiring waktu dan pemakaian.
“Yang perlu dipahami soal transmisi matik itu, dia punya lifetime. Engga abadi," kata Hermas kepada Kompas.com, yang ditemui di Bintaro, Tangerang Selatan, pekan lalu.
"Jadi, mau kamu pakai sehalus apa pun, serapih apa pun, kalau sudah waktunya rusak, ya rusak. Sama seperti sepatu, sandal, atau baterai mobil semua ada umurnya,” ujar Hermas.
Menurut Hermas, yang bisa dilakukan pemilik kendaraan adalah memperpanjang masa pakainya dengan perawatan dan pengelolaan biaya yang bijak.
“Kalau memang sudah waktunya rusak, ya rusak betulan. Selesai," kata Hermas.
"Makanya saya sering bilang ke pelanggan, kalau nggak mau kaget keluar duit besar, tiap 1 kilometer jalan, sisihkan Rp 100. Nanti kalau sudah jalan 50.000 kilometer, ya kira-kira sudah terkumpul Rp 5 juta. Jadi saat barang rusak, dananya sudah siap,” katanya.
Hermas menambahkan, perawatan teratur bisa menunda kerusakan sekaligus menjaga performa transmisi agar tetap halus.
Namun, ia menekankan bahwa bahkan transmisi manual pun memiliki batas ketahanan yang sama, hanya berbeda dari sisi komponen yang diganti.
“Transmisi matik maupun manual sama-sama butuh perawatan. Kalau manual, tetap saja harus beli kopling," kata Hermas.
"Tapi (transmisi itu) beda dengan mesin. Kalau mesin itu mau dipakai 50 tahun atau 100 tahun pun, asal sistem pendinginan dan pelumasannya terjaga, engga akan rusak,” jelasnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/10/28/104100015/transmisi-matik-punya-umur-pakai-satu-saat-pasti-bermasalah