SEPANG, KOMPAS.com — Pebalap Honda, Luca Marini, menilai format kualifikasi MotoGP saat ini perlu dievaluasi ulang.
Menurutnya, sistem yang berlaku sekarang dianggap menyebabkan kerugian besar bagi pebalap yang gagal menembus sesi Kualifikasi 2 (Q2).
“Dengan level kompetisi MotoGP sekarang, tidak lolos ke Q2 adalah kerugian besar,” ujar Marini, dikutip dari Crash, Minggu (2/11/2025).
Dalam format yang berlaku, sepuluh pebalap tercepat pada sesi latihan Jumat sore otomatis mendapatkan tiket ke Q2. Sementara itu, pebalap lainnya harus berebut dua posisi tersisa melalui Kualifikasi 1 (Q1) pada Sabtu pagi.
Pebalap yang gagal lolos Q1 akan memulai balapan dari posisi ke-13 ke bawah, baik untuk Sprint maupun Grand Prix, karena kedua balapan menggunakan grid yang sama.
“Kalau kamu apes karena crash atau terkena bendera kuning yang membatalkan lap terbaik, seluruh akhir pekan bisa rusak,” kata Marini.
“Sekarang ada dua kali start, jadi sesi kualifikasi jadi makin penting,” ujar Marini.
Marini kemudian mengusulkan perubahan sederhana, yakni menambah jumlah pebalap yang bisa naik dari Q1 ke Q2 seperti di Moto2 dan Moto3, di mana empat pebalap berhak maju.
“Akan bagus kalau jumlah pebalap yang bisa naik ke Q2 ditambah. Jadi kalau ada pebalap yang sebenarnya punya kecepatan untuk menang, mereka tetap punya peluang lebih besar,” lanjutnya.
Di kelas Moto2 dan Moto3, terdapat 14 pebalap yang mendapat akses langsung ke Q2 pada Jumat sore. Artinya, total ada 18 pebalap yang berjuang memperebutkan pole position, bukan hanya 12 seperti di MotoGP.
“Sekarang formatnya memang seperti ini, jadi kami harus tampil lebih baik sejak hari Jumat,” kata Marini.
“Masalahnya, kalau start dari posisi ke-13 seperti saya di Sepang, butuh keajaiban di tikungan pertama,” jelasnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/11/02/122200815/pebalap-motogp-ini-usul-format-kualifikasi-diubah