JAKARTA, KOMPAS.com – Pabrikan mobil listrik asal Vietnam, VinFast, menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan fasilitas produksi di Indonesia.
Pabrik yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, ditargetkan rampung pada akhir 2025 agar dapat mulai beroperasi pada 2026.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan langkah tersebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk melokalisasi produksi serta mengurangi ketergantungan pada impor.
Baca juga: Update Harga MPV Bekas September 2025: Innova mulai Rp 88 Jutaan
“Kami terus mencatat kemajuan signifikan pada pembangunan fasilitas Subang, yang tetap sesuai jadwal untuk mencapai target technical SOP di akhir 2025," kata Kariyanto kepada Kompas.com, Senin (8/9/2025).
"Pencapaian ini sejalan dengan strategi VinFast untuk melakukan lokalisasi produksi serta mengoptimalkan biaya,” ujarnya.
VinFast sendiri telah menawarkan beragam model kendaraan listrik di Indonesia, mulai dari VF 3 dan VF 5 di segmen kompak, hingga SUV medium seperti VF 6 dan VF 7.
Ragam pilihan ini, kata Kariyanto, disiapkan untuk menjangkau konsumen yang luas, dari pengguna mobil listrik pemula hingga keluarga yang membutuhkan kendaraan lebih besar.
Menurutnya, fokus perusahaan saat ini bukan menambah impor Completely Built-Up (CBU), melainkan memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air sekaligus memberikan dukungan maksimal terhadap model yang sudah dipasarkan.
Baca juga: Mengapa Bagnaia Berhasil Bangkit di MotoGP Catalan 2025
“Strategi kami jelas, mempercepat transisi ke produksi CKD (Completely Knocked Down) sambil memastikan pelanggan mendapatkan nilai terbaik. Dengan lokalisasi manufaktur, kami juga bisa memastikan kepatuhan terhadap aturan TKDN serta menjaga daya saing menghadapi pemain besar yang sudah lebih dulu hadir,” katanya.
Ssbelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, progres pembangunan pabrik VinFast di Subang telah mencapai 77 persen per 18 Agustus 2025.
Investasi yang digelontorkan mencapai Rp 3,5 triliun dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (ILMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, menjelaskan, pembangunan pabrik VinFast merupakan bagian dari program insentif impor kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB).
Dalam program ini, ada enam perusahaan yang ikut serta, mulai dari Citroen, Aion, Maxus, VW, BYD, Geely, VinFast, Xpeng, hingga GWM.
“Dari enam perusahaan tersebut, ada dua yang melakukan perakitan dengan assembler lokal, yaitu Geely dan PT Era Industri Otomotif (Xpeng). Kemudian ada dua yang melakukan perluasan produksi serta dua perusahaan yang membangun pabrik baru, yaitu BYD dan VinFast,” ujar Mahardi.
Secara keseluruhan, rencana investasi dari para produsen mobil listrik tersebut mencapai Rp 15,5 triliun dengan kapasitas produksi total sekitar 305.000 unit per tahun.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini