Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Kota Penyangga IKN, Balikpapan Fokus Jaga Ketersediaan Sumber Air Baku

Kompas.com - 02/11/2022, 20:52 WIB
Ahmad Riyadi,
Khairina

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus berlangsung.

Seiring perkembangan tersebut, akan ada efek terhadap kota lain yang berada disek itar IKN. Seperti Kota Balikpapan yang menjadi penyangga IKN ini juga harus mempersiapkan diri untuk mendukung pembangunan IKN tersebut.

Salah satunya ialah menunjang kebutuhan air bersih untuk masyarakat.

Baca juga: Angkutan Transportasi Umum Rute Balikpapan-IKN Diluncurkan, Segini Tarifnya

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (UPTD KPHL) Balikpapan, Zulfikar menjelaskan, dalam rangka mendukung IKN yang memiliki visi green dan forest city, UPTD KPHL Balikpapan telah melaksanakan tugas untuk melindungi dan melestarikan hutan yang ada di wilayah kesatuan kerja UPTD KPHL.

“Balikpapan sebagai penyangga juga sebagai beranda IKN, sangat penting dalam menunjang pembangunan salah satunya adalah menjaga ketersediaan air baku untuk masyarakat di Balikpapan dan pendatang yang akan datang untuk menyukseskan pembangunan IKN khususnya air baku yang berada di kawasan hutan lindung Manggar,” katanya pada Rabu (2/11/2022).

Baca juga: Sebut Ada Pihak yang Tolak IKN dengan Alasan Cetek, Gubernur Kaltim: Hati-hati Bisa Pendek Umurnya

Lebih lanjut Zulfikar mengatakan,  saat ini Waduk Manggar menjadi fasilitas penting dalam menyediakan sumber air baku untuk masyarakat Balikpapan.

Saat ini Waduk Manggar memiliki rendaman seluas 400 hektare masih terjaga dan ditangani dengan baik.

Manfaatnya yakni salah satunya menyelamatkan waduk dari polusi. Termasuk memberdayakan masyarakat sekitar waduk agar bisa memanfaatkan waduk demi kesejahteraan dan ekonomi.

“Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk bisa membangun dan mengembangkan destinasi di Waduk Manggar dan hutan lindung Manggar,” sebutnya.

Lanjutnya, UPTD KPHL memiliki dua wilayah kerja, yakni di Hutan Lindung Manggar dan Hutan Lindung Sungai Wain. Di mana di Hutan Lindung Sungai Wain masih memiliki banyak keanekaragaman hayati yang perlu dilestarikan.

Dan dengan ada IKN, keanekaragaman ini bisa jadi pembelajaran untuk generasi mendatang. Dan selain itu pemanfaatan air di Sungai Wain sudah lama dimanfaatkan oleh Pertamina.

“Selain itu, kami siap mendukung pembangunan IKN dengan kolaborasi bersama pemerintah kota Balikpapan,” tegasnya.

UPTD KPHL bersama stakeholder terkait telah melaksanakan workshop untuk mengadakan suatu kawasan perlindungan satwa endemik Kalimantan.

Ini juga sebagai bentuk penyelamatan kawasan hutan dari dampak pembangunan IKN akibat rencana – rencana pengupasan lahan oleh pihak – pihak tidak bertanggung jawab yang ingin mencari celah keuntungan pribadi di balik pembangunan IKN.

“Pembangunan IKN akan ikut berdampak pada lingkungan. Untuk itu, agar visi IKN sebagai kota yang green dan forest harus melibatkan semua pihak termasuk Gakkum KLHK,” tandasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Regional
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Regional
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Regional
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau