Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Koko Jony, Pelestari Sagu Sep Kuliner Khas Suku Marind di Merauke

Kompas.com - 03/06/2025, 14:38 WIB
Fuci Manupapami,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MERAUKE, KOMPAS.com – Di balik kepulan uap hangat dan aroma gurih dari kelapa parut dan sagu, terdapat cerita tentang warisan budaya yang hidup kembali lewat tangan seorang pria sederhana bernama Jony Liusyadi (52).

Pria yang akrab disapa Koko Jony ini bukan sekedar penjual makanan. Ia juga bisa dibilang sebagai penjaga tradisi, inovator kuliner, sekaligus pahlawan rasa dari Tanah Marind Papua Selatan.

Sagu sep, panganan khas suku Marind yang merupakan suku terbesar di Kabupaten Merauke, dulu hanya disajikan dalam upacara adat dan konsumsi keluarga, khususnya oleh suku Marind.

Kini, berkat dedikasi Koko Jony dan sang istrinya, Stefani, makanan berbahan dasar tepung sagu dan kelapa muda ini telah menjelma menjadi oleh-oleh kebanggaan Merauke yang dikenal hingga ke mancanegara.

Dari dapur ibu ke pasar dunia

Perjalanan Koko Jony dengan sagu sep dimulai dari dapur rumahnya. Ia mewarisi resep dari sang ibu yang berdarah China-Marind.

“Sagu sep itu makanan pokok di rumah kami. Dulu, mama yang ajarkan semua mulai dari memilih bahan sampai teknik memasaknya,” kata Koko Jony, Minggu (2/6/2025).

Baca juga: Profil AKBP Fredrickus Maclarimboen, Kapolresta Jayapura Kota yang Baru Sang Penggagas Colo Sagu dan Gerakan Baca Tulis Hitung di Papua

Ia memulai usahanya secara rumahan pada 2017, bermodal resep turun-temurun dari sang ibu yang berdarah China-Marind.

Awalnya, adonan sagu dicetak dan dibakar langsung di atas bara tempurung kelapa.

Kini, meski memakai oven untuk efisiensi waktu maupun biaya produksi, nilai-nilai tradisional tetap dijaga, termasuk penggunaan habawil atau kulit kerang untuk memarut kelapa muda dan masih menggunakan daun pisang sebagai pembungkus adonan sagu.

Dalam bahasa Marind, "sep" berarti makanan yang dimasak. Proses pembuatannya dimulai dengan memarut daging buah kelapa menggunakan kulit kerang, yang oleh masyarakat setempat disebut habawil.

Campuran kelapa dan sagu kemudian dibungkus daun pisang dan ditindih batu panas, ditambahkan dedaunan dan kulit kayu pohon buus untuk menjaga panas dan kelembapan.

Proses ini membutuhkan waktu hingga satu jam tetapi hasilnya begitu gurih dan lembut, sehingga waktu yang lama ini pun akan terbayarkan.

Baca juga: Resep Sagu Keju 1,2 Kg, Ide Kue Kering Lebaran Lumer Pakai Keju Edam

Tradisionalnya, sagu sep disajikan tanpa bumbu. Namun, di tangan Koko Jony, resep ini berevolusi.

Ia menambahkan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, dan serai untuk menciptakan rasa yang lebih menggugah selera.

Tiga varian utama dalam pangan tradisional ini yakni dalam bahasa Marind disebut nggalamo yang artinya isi daging rusa atau sapi, siu yang artinya isi pisang atau buah-buahan dan gelus yang artinya isi ikan atau makanan laut lainnya.

MERAUKE 214-20250602 - Foto Tumpeng sagu sep HUT PKK KOMPAS.com / Dok Koko Jony MERAUKE 214-20250602 - Foto Tumpeng sagu sep HUT PKK

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Regional
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Regional
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Regional
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau