Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak PMI Ilegal Jadi Scammer Judol, Menteri P2MI Tegaskan Tak Ada Kerja Sama Penempatan di Kamboja, Laos dan Myanmar

Kompas.com - 27/06/2025, 05:13 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SEMANGAR, KOMPAS.com – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah menjalin kerja sama penempatan pekerja migran di Kamboja, Laos, dan Myanmar.

Pernyataan ini muncul menanggapi peningkatan jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja secara ilegal di Kamboja.

Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, menjelaskan bahwa PMI ilegal di Kamboja umumnya terlibat dalam sektor judi online atau penipuan judi online, mengingat negara tersebut melegalkan perjudian.

Baca juga: Migrant Care Sebut WNI Scammer Myanmar Masuk Via Bangkok Sebagai Turis

Karding menyoroti bahwa ketidakadaan kerja sama dengan Kamboja, Laos, dan Myanmar menjadi penyebab banyak warga negara Indonesia (WNI) nekat bekerja menggunakan visa turis.

“Mereka berangkat dulu ke Malaysia atau Thailand, baru nyebrang ke Kamboja. Nah di Kamboja sendiri biar enggak salah paham, ada dua pekerjaannya judi online dan scammer." 

"Kalau yang judi online relatif lebih aman, karena judi di Kamboja dilegalkan dan visa mereka dikonversi kadang-kadang menjadi visa kerja,” kata Karding usai meresmikan Migrant Center di Gedung Prof Sudarto Universitas Diponegoro (Undip), Kamis (26/6/2025).

Saat ini, KP2MI terus berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan kepolisian untuk mengetahui keadaan para WNI di tiga negara tersebut.

Karding mengingatkan bahwa WNI yang terlibat dalam penipuan judi online di Kamboja sangat rentan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Baca juga: Kemlu Ungkap Banyak Orang Tak Tahu Anggota Keluarga Jadi Online Scammer

“Tapi kalau terlibat scamming, itu yang berbahaya, TPPO,” ungkapnya.

Sementara itu, Karding juga menekankan bahwa bekerja secara ilegal di Myanmar dan Laos sangat berisiko.

“Myanmar dan Laos pasti masalah. Karena apa? Daerah konflik, yang bekerjanya di tempat konfliknya, di pemberontaknya. Nah di sini nih, mereka ini berangkatnya lewat Thailand pakai visa turis,” lanjutnya.

Karding mengakui kesulitan menangani WNI yang berangkat ke ketiga negara tersebut menggunakan visa turis, terutama dengan adanya pelayanan autogate yang memungkinkan penumpang menempelkan paspor secara mandiri tanpa pemeriksaan petugas imigrasi.

“Jadi kami enggak bisa apa-apa. Yang bisa kami lakukan adalah bekerja sama dengan banyak pihak, lalu sosialisasi jangan terpengaruh soal-soal begini,” ujarnya.

Baca juga: Kemlu RI Sebut Penyelamatan WNI Terjerat Online Scammer di Myanmar Bikin Pusing Kepala

Hingga kini, KP2MI melaporkan telah memulangkan lebih dari 1.000 PMI secara bertahap dari Kamboja, Laos, dan Myanmar.

Karding menegaskan bahwa negara akan selalu hadir untuk membantu WNI yang membutuhkan, meskipun mereka tidak mengikuti aturan yang berlaku.

“Pokoknya kalau ada yang viral, kita tahu, kita kerja, kita cari. Walaupun kita tidak tahu alamatnya, kita tahu di mana (negara lokasi WNI), kita kerja. Prinsipnya, semua orang harus dilindungi sepanjang dia warga negara,” tuturnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau