Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Karhutla di Kampar Dihentikan karena Air Habis

Kompas.com - 16/07/2025, 18:14 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemadaman titik api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, terpaksa dihentikan pada Rabu (16/7/2025) akibat kehabisan air.

Memasuki hari kelima pemadaman, petugas gabungan dari Manggala Agni Pekanbaru, TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar telah berupaya memadamkan api yang melanda semak belukar tanah gambut seluas 7 hektar di wilayah perbatasan Kabupaten Kampar dengan Kota Pekanbaru.

Dari pantauan Kompas.com, masih terdapat beberapa titik api di dalam gambut yang mengeluarkan asap cukup banyak.

Baca juga: Karhutla di Kampar Riau, Sudah 5 Hari Api Belum Padam

Pemadaman dilakukan sejak pagi dengan menggunakan sejumlah mesin pompa air, yang menyedot air dari kanal atau parit di sekitar lahan untuk menyiram api.

Namun, pada pukul 15.30 WIB, pemadaman terpaksa dihentikan karena air di kanal sudah habis.

"Ya, pemadaman jadi terkendala karena air habis total," ungkap Wakil Komandan Regu 1 Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Doni Wahyudi, saat diwawancarai di lokasi karhutla.

Baca juga: Kalteng Siaga Karhutla, BPBPK Catat 59 Titik Api sejak Juni 2025

Dia menjelaskan, sumber air mulai menipis sejak dua hari yang lalu. Meskipun kanal tempat pengambilan air telah digali dengan ekskavator, tetap tidak cukup untuk menyiram seluruh titik api.

Petugas juga berupaya mencari kanal lain yang masih berisi air, namun hingga saat ini belum ditemukan. Semua kanal telah kering akibat kemarau panjang.

Sementara itu, api terus menjalar ke semak belukar tanah gambut yang kering.

"Penjalaran api cukup cepat, karena faktor cuaca panas dan angin kencang. Asap juga masih banyak," sebut Doni.

Hal ini membuat petugas kesulitan dalam memadamkan dan menyekat kepala api.

Api semakin dalam masuk ke gambut yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter, sehingga proses pemadaman menjadi semakin lama.

Sebagai solusi untuk mendapatkan sumber air, Doni menyarankan pembuatan embung atau penggalian tanah di lahan yang terbakar.

"Solusi kedua untuk menyekat kepala api, yaitu harus menggunakan alat berat eskavator," tambahnya.

Situasi ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi oleh petugas dalam memadamkan kebakaran yang semakin meluas dan sulit dijangkau.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau