SERANG, KOMPAS.com - Gubernur Banten Andra Soni menyebut hadirnya industri agrokimia dan peralatan pertanian akan berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian di daerahnya.
Hal itu disampaikan Andra saat meresmikan beroperasinya pabrik karbamasi yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, Rabu (16/7/2025).
"Dengan beroperasinya pabrik PT Delta Giri Wacana, berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas pertanian di Provinsi Banten secara khusus dan Indonesia secara umum," kata Andra dalam sambutannya.
Menurut Andra, pabrik agrobisnis dan peralatan pertanian seperti PT DGW yang menjadi terbesar di Asia Tenggara ini memiliki peran penting dalam mendukung rantai pasok pertanian di Provinsi Banten.
Baca juga: Saat Gubernur Andra Soni Beraksi Tren Aura Farming Pacu Jalur di Sungai Cibanten...
"Keberadaan pabrik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan sektor pertanian," ujar Andra.
Salah satunya, lanjut Andra, pupuk bersubsidi maupun non-subsidi memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas pertanian Provinsi Banten.
Andra menyampaikan, data BPS menunjukkan bahwa sektor pertanian menyumbang 5,72 persen dari total PDRB menurut lapangan usaha di Provinsi Banten.
Karena itu, Andra meyakini sektor pertanian di daerahnya dapat mewujudkan ketahanan pangan serta meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
"Potensi pertanian yang melimpah dapat dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian di Provinsi Banten," tandas Andra.
Baca juga: Andra Soni: Serang Daerah Industri, tapi Pengangguran Tinggi
President Director PT DGWG David Yaory mengatakan, pabrik ini memproduksi bahan aktif berbasis karbamat dengan kapasitas awal 2.000 metrik ton per tahun, atau sekitar 5.000 metrik ton per tahun jika diformulasikan menjadi produk pestisida jadi.
"Pembangunan fasilitas ini dimulai sejak November 2023 dengan investasi senilai kurang lebih USD 20 juta," kata David.
Menurut David, potensi pasar industri bahan aktif pestisida di Indonesia terbilang sangat prospektif.
Berdasarkan data, konsumsi pestisida nasional mencapai Rp 16,4 triliun dan tumbuh dengan CAGR 10 persen yang diproyeksikan mencapai Rp 25,4 triliun pada tahun 2028.
Dengan demikian, produksi bahan baku pestisida berbasis karbamat menjadi bagian dari transformasi strategis DGW dalam memperkuat posisi di sektor hulu agrokimia nasional.
"Fakta ini menjadi landasan penting DGWG dalam melakukan ekspansi ke sektor manufaktur pestisida hulu," ujar David.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini