Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri P2MI Interogasi Tersangka TPPO: Kamu Bos Kecil, Ngaku Aja

Kompas.com - 18/07/2025, 07:48 WIB
Idon Tanjung,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menghadiri konferensi pers pengungkapan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Mapolda Riau, Pekanbaru, Kamis (17/7/2025).

Dalam konferensi pers itu, Polda Riau menghadirkan 11 tersangka TPPO beserta 100 korban yang berhasil diselamatkan. Usai memberikan keterangan kepada media, Abdul Kadir bersama Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan tampak menghampiri para tersangka dan berbincang langsung dengan salah satunya.

Tersangka berinisial T alias Tuan Takur, disebut berperan sebagai agen pengiriman tenaga kerja ilegal ke Malaysia. Dalam percakapan tersebut, T mengaku pernah bekerja di Malaysia sebagai juru masak dengan menggunakan paspor wisata.

"Saya dulu ke Malaysia pakai pasport pelancong (wisata)," ucap T kepada Abdul.

Baca juga: 11 Pelaku TPPO Ditangkap di Riau, 100 Korban Batal Berangkat Ilegal ke Luar Negeri

T mengaku mengenal seorang bernama Amirul yang kemudian menawarkan jasa pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia tanpa paspor resmi. Dari situ, T mulai mencari orang-orang yang bersedia menjadi TKI ilegal dan bekerja sama dengan agen di atasnya.

"Agennya kan banyak, Pak. Kadang saya dapat dua orang, kadang tiga orang. Komisinya memang Rp 250.000 per kepala, Pak," ujar T.

Namun, Abdul Kadir Karding menyangsikan pengakuan itu.

"Masa iya Rp 250.000. Kamu jangan bohongi Menteri," kata Abdul.

Tersangka tetap bersikukuh bahwa jumlah tersebut adalah komisi yang diterimanya per orang.

Menanggapi hal itu, Abdul mengingatkan agar T bersikap kooperatif untuk membongkar sindikat secara menyeluruh.

Baca juga: Sekap dan Jual Anak Perempuan, Pasutri di Magelang Tersangka TPPO

"Saya minta kamu kooperatif ya, biar terungkap semua (sindikat TPPO). Kadang orang yang kamu kirim (ke luar negeri) itu jauh lebih menderita dari perbuatanmu. Kami enggak punya perikemanusiaan," ujar Abdul.

T kemudian berdalih bahwa dirinya tidak memaksa korban, melainkan mereka yang datang sendiri ke agen. Namun, Menteri P2MI tetap menekankan bahwa para pelaku harus bertanggung jawab.

"Ya, memang ada yang begitu, saya paham. Tapi banyak juga yang diajak. Itu alasan kamu saja. Pokoknya kamu tanggung jawab. Kami harus bantu polisi untuk membongkar bos-bos kamu," kata Abdul.

Ia menyebut T sebagai bos menengah dari jaringan tersebut.

"Kamu kan bos menengah, masih ada bos-bos kamu yang besar," ucap Abdul. T lalu membantah dan mengatakan dirinya hanya sebagai agen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau