SERANG, KOMPAS.com - Gubernur Banten Andra Soni merasakan pengalaman pertama memasak menggunakan kompor listrik atau induksi.
Dalam acara lomba memasak yang diadakan oleh UID PLN Banten di Gedung Negara pada Jumat (18/7/2025), Andra mengaku awalnya merasa takut kesetrum, tetapi akhirnya memutuskan untuk beralih ke kompor induksi di rumahnya.
"Ini pengalaman pertama saya masak menggunakan kompor listrik. Ada pikiran sederhana saya, listrik kan cenderung bisa menyetrum, ternyata ini aman banget," ujar Andra.
Setelah mencoba memasak dengan kompor induksi, Andra mengungkapkan telah meminta istrinya, Tinawati Andra Soni, untuk beralih dari kompor gas ke kompor listrik.
"Tadi saya bisik-bisik sama istri, kita mau beralih ke kompor listrik," tambahnya.
Baca juga: Sebut Jabar-Banten Dikuasai Calon Lain, Caketum PSI Kaesang: Jateng 90 Persen Harus Dukung Saya
Andra juga mengajak masyarakat Banten untuk ikut beralih ke kompor induksi sebagai dukungan terhadap program Net Zero Emission 2060.
"Ini merupakan upaya kita bersama untuk mengalihkan bahan bakar yang selama ini berbasis fosil kepada energi baru terbarukan, salah satunya dari listrik," kata Andra.
General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, menjelaskan bahwa kegiatan yang melibatkan Tim Penggerak PKK dengan tema Electrifying Lifestyle Vaganza adalah bagian dari komitmen PLN dalam mendukung program transisi energi di daerah.
"Kami mendorong masyarakat beralih ke peralatan listrik yang ramah lingkungan. Kompor induksi contohnya, memiliki efisiensi termal hingga 90 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan kompor gas," jelas Joharifin.
Baca juga: Gubernur Banten Minta Panitia SPMB Tak Main Curang, Kelas 50 Siswa Jadi Sorotan
Joharifin menambahkan bahwa dari segi biaya, penggunaan kompor induksi juga lebih hemat.
Untuk merebus satu liter air, kompor gas memerlukan biaya sekitar Rp 170, sementara kompor induksi hanya sekitar Rp 120.
"Kalau menggunakan energi listrik jauh lebih efisien dengan peralatan yang saat ini bisa 45-55 persen. Tapi tergantung juga di tahap yang digunakan, itu juga bisa menyentuh 70-90 persen," tutupnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini