BANGKALAN, KOMPAS.com -Seorang mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), MM (18), diduga menjadi korban penculikan dan penganiayaan oleh beberapa seniornya usai mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Akibat kekerasan tersebut, korban mengalami luka bocor di kepala dan keluarga telah melaporkan kejadian ini ke Polres Bangkalan.
Baca juga: Anak Guru di Medan Diculik, Polisi Tangkap 3 Perempuan Termasuk Sepupu Ibu Korban
Paman korban, M Sultan Fuadi membenarkan kejadian tersebut.
Sebelum aksi pemukulan dan perundungan terjadi, korban diduga diculik saat hendak pulang ke rumah indekosnya pada Rabu (6/8/2025) sore.
"Jadi keponakan saya itu masih ada di area kampus, lalu ada dua atau tiga mobil datang. Beberapa orang memaksa keponakan saya masuk ke dalam mobil, keponakan saya tidak ada yang kenal dengan orang-orang itu," ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Merasa terancam, korban lalu berusaha keluar namun ditahan oleh beberapa orang yang ada di dalam mobil tersebut.
"Setelah masuk, ternyata ada senior fakultasnya di dalam mobil itu," ungkapnya.
Korban lalu dibawa ke rumah indekos pelaku yang jaraknya sekitar 500 meter dari UTM. Korban lalu di masukkan ke dalam kamar dan mulai diintimidasi oleh tiga orang pelaku.
"Tak berselang lama, ada satu senior kampusnya berinisial MF datang dan ikut merundung keponakan saya," ungkapnya.
Tak hanya itu, korban dituding sebagai pihak yang memprovokasi mahasiswa lain terkait adanya protes dugaan pungli yang diduga dilakukan oknum Liaison Officer (LO) dalam PKKMB pada hari selasa (5/8/2025) lalu. Bahkan pelaku mengancam akan terus menganggu korban selama kuliah di kampus tersebut.
"Lalu MF itu menyodorkan kertas ke keponakan saya yang bertuliskan pernyataan yang isinya bahwa keponakan saya tidak akan mengulangi lagi adanya protes dan meminta maaf serta bersedia dihukum jika mengulangi. Itu yang harus ditandatangani keponakan saya," jelasnya.
Namun, setelah menandatangani kertas itu, salah satu pelaku lain meminta korban untuk turut bertanggungjawab atas salah satu panitia PKKMB yang jatuh dari panggung pada hari selasa (5/8/2025) tersebut.
"Lalu keponakan saya ditantang untuk duel atau dilaporkan ke polisi. Namanya anak baru kan takut, akhirnya memilih duel," imbuhnya.
Sebelum aksi duel itu dimulai, korban diduga dipukul terlebih dahulu di bagian kepala. Korban ketakutan dan memilih untuk dipukuli.
"Keponakan saya takut jadi pilih tidak melawan. Disitu untuk identitas pelaku yang memukul tidak tau, tapi yang menonton dan jadi wasitnya itu senior kampusnya," ungkapnya.
Baca juga: Heboh Anak Guru di Medan Diculik, Pelaku Minta Rp 50 Juta atau Korban Dijual