LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami erupsi pada Senin (25/8/2025) malam.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudi Cahyono mengatakan bahwa erupsi yang terjadi sekitar pukul 18.20 WIB ini mengeluarkan asap setinggi 700 meter di atas kawah dan disertai luncuran lava pijar sejauh 2.000 meter menuju Besuk Kobokan.
"Betul terjadi erupsi berupa letusan asap setinggi 700 meter disertai lava pijar dengan jarak luncur kurang lebih 2.000 meter ke Besuk Kobokan," kata Yudi melalui sambungan telepon, Senin (25/8/2025).
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Semburkan Kolom Abu Setinggi 1.000 Meter
Meski begitu, Yudi menyebutkan bahwa situasi di sekitar lereng Gunung Semeru masih aman terkendali.
BPBD, kata Yudi, belum menerima laporan adanya dampak atas kejadian tersebut.
Menurutnya, jarak luncur lava pijar masih berada pada radius aman dari permukiman terdekat warga lereng Gunung Semeru yang berada pada jarak 8 kilometer dari puncak.
"Dampak nihil, kami belum dapat laporan, jarak luncur lava pijar masih pada radius aman dari pemukiman, situasinya masih aman terkendali," ujarnya.
Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan terjadi 6 kali erupsi yang terpantau mulai pukul 00.00-20.40 WIB.
Di antaranya terjadi pukul 06.00 WIB, dengan kolom letusan abu terpantau 700 meter di atas puncak kawah.
Disusul, erupsi pukul 07.22 dan 09.14 WIB, dengan kolom letusan abu masing-masing setinggi 500 dan 1.000 meter di atas puncak kawah.
Kemudian, malam ini erupsi terjadi pukul 18.18 dan 19.08 WIB, dengan kolom letusan abu masing-masing setinggi 700 dan 500 meter di atas puncak kawah.
Baca juga: Gunung Semeru 3 Kali Erupsi Kamis Pagi, Semburkan Asap Setinggi 1.000 Meter
Yudi mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tengara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena ada kemungkinan terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," ujar dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini