Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Tuti, Pedagang Es Lilin yang Terkena Gas Air Mata hingga Bisa Bertemu Gubernur Jatim

Kompas.com - 03/09/2025, 20:29 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejak 29 hingga 31 Agustus 2025, Kota Surabaya mengalami masa-masa kelam ketika massa mengamuk, menjarah hampir setiap sudut kota.

Wilayah jantung kota yang biasanya dipenuhi dengan kegemerlapan, saat itu hanya terlihat bara api yang membakar pos polisi dan Gedung Grahadi.

Banyak fasilitas umum seperti CCTV, taman, rambu lalu lintas, dan bangku taman juga mengalami kerusakan.

Di balik kekacauan tersebut, terdapat jeritan memilukan dari para pedagang kecil yang terpaksa menutup dagangannya.

Mereka kehilangan pendapatan dan terpaksa menghadapi semburan gas air mata.

Salah satu pedagang, Tuti, yang biasa berjualan es lilin di depan Gedung Grahadi, mengingat kembali pengalaman mencekam tersebut.

Baca juga: Jalan Panjang Restorasi Gedung Grahadi Surabaya, Saksi Perjuangan Bangsa

Tuti menceritakan, pada siang hari sebelum demonstrasi dimulai, ia membuka dagangannya sekitar pukul 12.00 WIB.

"Waktu itu masih aman, saya juga enggak tahu kalau mau ada demo, cuma di depan sini memang sudah banyak anak-anak muda sama beberapa ojol (ojek online) yang kumpul," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Senin (1/9/2025).

Namun, satu jam kemudian, massa tiba-tiba maju ke depan gerbang utama Gedung Grahadi dan mulai melempar bebatuan.

Melihat situasi yang memburuk, Tuti segera memutuskan untuk berpindah tempat ke Jalan Embong Wungu.

"Karena saya lihat banyak yang mulai lempar batu, akhirnya saya menghindar ke belakang situ," tuturnya.

Dikira tempat yang baru aman, sekitar pukul 15.00 WIB, massa mulai mundur, dan gas air mata ditembakkan melintas di depannya.

Baca juga: Batal Adang Aksi 3 September 2025 di Depan Grahadi, JKSN Jatim Gelar Doa Bersama di Pesantren

"Saya lihat itu (gas air mata) di depan saya, terus ada yang teriak ‘awas.. awas… gas air mata’. Banyak yang sudah lari ke belakang, langsung buru-buru dorong gerobak saya juga menghindar," ujarnya.

Lansia berusia 65 tahun itu berusaha berlari sekuat tenaga sembari mendorong gerobak sepeda miliknya.

Namun, langkahnya yang sudah tua membuatnya merasakan perih di mata dan hidung akibat gas air mata.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Surabaya
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Surabaya
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Surabaya
Pria di Bangkalan Tewas Usai Dibacok 2 Orang di Tepi Jalan
Pria di Bangkalan Tewas Usai Dibacok 2 Orang di Tepi Jalan
Surabaya
Rekam Jejak Irfan Yusuf, dari Ponpes Tebuireng Jombang Kini Menteri Haji dan Umrah
Rekam Jejak Irfan Yusuf, dari Ponpes Tebuireng Jombang Kini Menteri Haji dan Umrah
Surabaya
Longsor Tutup Jalan Trans Ende-Maumere, Aktivitas Warga Terganggu
Longsor Tutup Jalan Trans Ende-Maumere, Aktivitas Warga Terganggu
Surabaya
Khofifah Bantah PHK Massal di Gudang Garam: Itu Pensiun Dini, Hanya 200 Orang
Khofifah Bantah PHK Massal di Gudang Garam: Itu Pensiun Dini, Hanya 200 Orang
Surabaya
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Surabaya
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Surabaya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Surabaya
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Surabaya
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Surabaya
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Surabaya
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Surabaya
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau