Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Awe-awe' di Jalur Gumitir Jember Mulai Turun di Hari Pertama Pembukaan

Kompas.com - 04/09/2025, 21:28 WIB
Mega Silvia,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - 'Awe-awe', sebutan untuk relawan yang mengarahkan pengendara di jalur Gumitir Jember-Banyuwangi, Jawa Timur dengan melambaikan tangan, kembali turun ke jalan.

'Awe-awe' merupakan sebutan sukarelawan pengatur lalu lintas, utamanya di titik-titik menikung di jalur Gumitir dan mendapatkan uang dari pengendara yang melintas.

Beberapa dari mereka kembali beraktifitas dan berharap mendapatkan pemasukan lagi dari menjadi 'awe-awe' setelah lebih dari sebulan jalan nasional itu ditutup total.

Wiwil, seorang 'awe-awe' mengaku senang jalur Gumitir kembali dibuka, terlebih bisa lebih cepat dari rencana.

Ia mengaku tak bisa mencari uang dari 'awe-awe' sejak jalan nasional di Timur Jember itu ditutup.

"Sejak ditutup saya tidak bisa ngawe," ungkapnya sembari 'awe-awe' di bahu jalan Jalur Gumitir, Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Hari Pertama Buka, Situasi Lalin di Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Masih Lengang

Wiwik menyambut dengan antusias pembukaan akses tersebut.

Sejak pagi pukul 07.00 WIB, ia sudah berada di lokasi dan menjalankan aktifitas yang terhenti sejak 24 Juli lalu

Hari pertama pembukaan, arus lalu lintas jalur Gumitir belum begitu ramai dan cenderung lenggang, ini pun mempengaruhi uang yang didapatkan Wiwik.

Uang hasil pemberian dari pengendara yang melintas pun tak banyak.

"Kendaraanya tidak ramai soalnya, masih sepi, jadi uangnya belum banyak," ungkapnya.

Baca juga: Jalur Gumitir Kembali Dibuka, 6 Stasiun Tambahan di Jember-Banyuwangi Tetap Layani Penumpang

Sehari-harinya, ia memang mengandalkan pemasukan dari menjadi 'awe-awe'.

Namun sejak jalur Gumitir Jember-Banyuwangi turup pada 24 Juli 2025, ia menjadi buruh di perkebunan kopi.

"Tapi itu tidak setiap hari kerjanya, jadi tidak cukup (memenuhi kebutuhan)," ujarnya.

Meski saat itu sedang panen raya kopi di Kabupaten Jember, tapi ia tak setiap hari menjadi buruh petik kopi. Penghasilan hariannya pun hanya Rp 30.000.

Halaman:


Terkini Lainnya
Motif Ayah dan Anak Bunuh Pria di Jalur Bromo
Motif Ayah dan Anak Bunuh Pria di Jalur Bromo
Surabaya
Pemkab Magetan Gratiskan Parkir untuk Ojol, Ini Syaratnya
Pemkab Magetan Gratiskan Parkir untuk Ojol, Ini Syaratnya
Surabaya
Kasus Campak di Bangkalan Meningkat, Rumah Sakit Rawat 21 Pasien
Kasus Campak di Bangkalan Meningkat, Rumah Sakit Rawat 21 Pasien
Surabaya
Kasus Mutilasi di Mojokerto, Jawaban Singkat Alvi soal Alasan Tak Putus Hubungan dengan Korban
Kasus Mutilasi di Mojokerto, Jawaban Singkat Alvi soal Alasan Tak Putus Hubungan dengan Korban
Surabaya
Dendam Alvi Maulana yang Kini Menyesal Usai Mutilasi Kekasih di Mojokerto
Dendam Alvi Maulana yang Kini Menyesal Usai Mutilasi Kekasih di Mojokerto
Surabaya
Desa Bringinan Luncurkan Program Pembayaran PBB dengan Pisang Cavendish
Desa Bringinan Luncurkan Program Pembayaran PBB dengan Pisang Cavendish
Surabaya
Hasil Otopsi, Bayi Syifa di Sumenep Tewas akibat Penganiayaan
Hasil Otopsi, Bayi Syifa di Sumenep Tewas akibat Penganiayaan
Surabaya
Pendapatan Anjlok 70 Persen, Gelombang PHK Mulai Terjadi di Restoran dan Hotel di Ngawi
Pendapatan Anjlok 70 Persen, Gelombang PHK Mulai Terjadi di Restoran dan Hotel di Ngawi
Surabaya
Korban Mutilasi di Mojokerto Tidak Sedang Hamil
Korban Mutilasi di Mojokerto Tidak Sedang Hamil
Surabaya
Polda Jatim Tangkap 2 Terduga Provokator Pembakaran Grahadi
Polda Jatim Tangkap 2 Terduga Provokator Pembakaran Grahadi
Surabaya
Warga Bentuk PAM Swakarsa Usai Ramai Aksi, Eri Cahyadi: Pastikan Surabaya Aman
Warga Bentuk PAM Swakarsa Usai Ramai Aksi, Eri Cahyadi: Pastikan Surabaya Aman
Surabaya
Kasus Pembunuhan di Bangkalan, Polisi Akui Sudah Kantongi Identitas Dua Pelaku
Kasus Pembunuhan di Bangkalan, Polisi Akui Sudah Kantongi Identitas Dua Pelaku
Surabaya
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Surabaya
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Surabaya
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau