KOMPAS.com - Halloween diperingati pada akhir Oktober setiap tahunnya. Tradisi "seram" yang digambarkan lewat pesta, kostum, permen, dan labu ini sudah berlangsung ribuan tahun lamanya.
Perayaan ini populer di negara-negara Barat. Namun, ada saja negara di bagian Timur yang turut merayakan halloween.
Meski tak begitu populer di Indonesia, ada saja tempat-tempat wisata yang dikenal anker karena lokasi maupun sejarah di baliknya.
Tempat wisata horor di Pulau Jawa ini bertempat di beberapa kota dan cocok disambangi ketika halloween tiba.
Baca juga: Halloween 2024: Mengulik Cerita Ikan Dewa di Kuningan
Kesan mistis membayangi indahnya pemandangan alam di kawasan hutan tertua di Pulau Jawa Ini.
Taman Nasional Alas Purwo kerap disambangi demi karena keindahan pantai, sabana, sampai sejumlah hutannya, seperti hutan bakau, hutan hujan, dan hutan bambu.
Adapun nuansa mistis Alas Purwo muncul dari keberadaan gua, pura, dan makam tua di kawasan ini.
Ada juga lokasi untuk melakukan napak tilas sejarah Majapahit di Pura Luhur Giri Salaka dan Situs Kawitan yang dipercaya sebagai tanah yang diciptakan pertama kali pada proses penciptaan Pulau Jawa.
Sampai-sampai umat Hindu kerap melakukan upacara keagamaan di lokasi tersebut, yang menurut sebagian orang, terbilang anker dan mistis karena berlokasi di dalam hutan.
Baca juga: Aturan dan Larangan di Alas Purwo Banyuwangi
Pantai Parangtritis, YogyakartaCerita mistis Pantai Parangtritis terbilang populer di Indonesia. Konon, wisatawan dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau saat masuk ke kawasan pantai ini.
Lokasinya berada di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mitosnya, baju hijau merupakan pakaian kebesaran Nyi Roro Kidul, sang ratu pantai selatan.
Cerita mistis tersebut nyatanya membuahkan larangan memakai baju hijau di Pantai Parangtritis. Namun, bukan karena percaya mistis, melainkan demi keselamatan pengunjung.
Alasan logis dilarang memakai baju berwarna hijau adalah agar lebih mudah dicari saat terseret arus atau tenggelam, seperti disampaikan Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam berita Kompas.com.
Bila pengunjung pantai menggunakan baju berwarna hijau, warnanya akan menyatu dengan warna air laut sehingga lebih sulit dicari.
Baca juga: Parangtritis, Tempat Mistis dan Pemandangan Laut yang Spektakuler