Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbok Yem dan Alasannya Berjualan di Puncak Gunung Lawu

Kompas.com - 24/04/2025, 10:37 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Bukan soal Dagang, tapi soal Hati

Dalam wawancara dengan Kompas.com pada April 2022, Mbok Yem mengungkapkan bahwa tujuan utamanya berjualan bukanlah uang, melainkan niat tulus membantu para pendaki.

“Saya senang bisa menolong orang yang membutuhkan di sana. Mereka tidak perlu repot dan khawatir soal makan dan minum saat berada di Puncak Lawu,” ujarnya.

Baginya, melihat pendaki tersenyum setelah makan hangat di puncak gunung sudah menjadi kebahagiaan tersendiri. Ia percaya bahwa menolong orang di tempat sulit adalah ibadah yang paling mulia.

Selain itu, bagi Mboy Yem, Gunung Lawu bukan hanya tempat berjualan, tapi juga tempat spiritual. Lokasi yang dipercaya sebagai tempat moksa Prabu Brawijaya ini menjadi ruang kontemplasi baginya.

“Pokoknya di sana itu ingatan kita hanya kepada Yang Maha Kuasa saja. Saya tidak mikir yang lain,” tuturnya dengan tenang.

Bertahun-tahun hidup dalam sunyi dan sepi, justru membuatnya merasa dekat dengan Sang Pencipta.

Baca juga: Mengenal Warung Mbok Yem di Gunung Lawu, Dirindukan Pendaki

Gunung Lawu kembali bertopi. Awan yang membentuk topi tersebut terlihat jelas di Kabupaten Magetan. Awan yang menaungi Gunung Lawu bernama awan lentikularis.KOMPAS.COM/SUKOCO Gunung Lawu kembali bertopi. Awan yang membentuk topi tersebut terlihat jelas di Kabupaten Magetan. Awan yang menaungi Gunung Lawu bernama awan lentikularis.
Hidup Diingatan Pendaki

Saat diwawancarai Kompas.com pada 2022 silam, Mbok Yem tetap semangat meski usianya saat itu sudah senja. Meski harus ditandu naik turun gunung, ia tetap membuka warungnya demi para pendaki.

“Sudah tua ya, sekarang ditandu. Sudah tidak kuat seperti muda dulu. Dulu naik turun gunung menggendong barang,” kata dia.

Anak dan cucunya pernah memintanya untuk berhenti, namun Mbok Yem memilih tetap mendaki, karena baginya, hidup yang berarti adalah hidup yang memberi.

Kini, Mbok Yem telah tiada, tapi nilai-nilai yang ia tinggalkan akan terus hidup. Kebaikan hatinya, ketulusan pelayanannya, dan semangat pengabdiannya akan selalu diingat.

Ia bukan hanya penjual nasi pecel di puncak gunung—ia adalah legenda hidup yang kini abadi dalam ingatan para pendaki. (KOMPAS.com/Sukoco, Reni Susanti, Suci Wulandari Putri Chaniago, Ni Nyoman Wira Widyanti)

Baca juga: Penyebab Mbok Yem Turun Lebih Awal dari Puncak Gunung Lawu

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Terkini Lainnya
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau