KOMPAS.com - Kura-kura termasuk satwa yang bisa ditemukan di hampir semua kebun binatang Indonesia. Salah satunya di Museum Komodo Jagat Satwa Nusantara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Selain bertemu kura-kura di kebun binatang, beberapa jenis kura juga aman dipelihara di rumah.
"Kura-kura tidak dilindungi aman dipelihara selama didapatkan dari sumber tepercaya atau hasil pengembangbiakkan (captive breeding)," ujar dokter hewan Yulyana Dewi dalam acara bincang-bincang Turtle Day 2025 di Museum Komodo Jagat Satwa Nusantara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (24/5/2025).
Hanya saja, jenis kura-kura langka atau dilindungi hanya bisa ditemui langsung di alam liar atau di lembaga konservasi eksitu, seperti kebun binatang.
Baca juga: Turtle World Day 2025, Jagat Satwa Nusantara Ajak Pengunjung Sayangi Kura-kura
Berdasarkan habitatnya, kura-kura dapat diklasifikasikan menjadi kura air (akuatik) dan kura darat (teresterial).
Simak perbedaan kura-kura air dan darat sebelum berkunjung ke kebun binatang berikut ini.
Kura-kura darat bukan predator, melainkan herbivora yang memakan tumbuhan. Berbeda dengan kura-kura air yang termasuk karnivora dan omnivora.
Sekitar 90 persen makanan kura-kura darat adalah rumput, tanaman, dan daun. Sisanya sekitar 10 persen, kura-kura darat mengonsumsi buah dan umbi-umbian.
View this post on Instagram
"Contohnya jenis kura-kura Aldabra yang memiliki peran penting di alam. Mereka banyak menguraika daun dan tanaman di pulau sehingga tidak ada semak belukar," jelas Yulyana.
Sementara itu, sebagai karnivora dan omnivora, mayoritas kura-kura air mengonsumsi ikan, daging, burung, bahkan bangkai.
Contoh jenis kura-kura air pemakan segala adalah Common Snapping Turtle dan Alligator Snapping Turtle.
"Peran mereka di alam itu sebagai penyimbang," kata Yulyana.
Baca juga: Kura-kura Ocean Park Jepara: Harga Tiket, Lokasi dan Jam Buka 2024