Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Merogoh Stupa Candi Borobudur, Sebabkan Kerusakan

Kompas.com - 30/05/2025, 20:08 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Wisatawan yang dulu pernah berkunjung ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bisa jadi pernah merogohkan tangannya ke dalam stupa yang berisi patung Buddha.

Ternyata, aktivitas tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada struktur batuan stupa Candi Borobudur.

Kompas.com (27/12/2022) memberitakan, Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur saat itu Pujo Suwarno mengatakan, merogoh stupa berisiko menyebabkan kerusakan pada batuan candi, khususnya pada bagian dalam stupa yang melindungi arca.

Baca juga: Arupadhatu, Bagian Atas Candi Borobudur yang Dikunjungi Prabowo dan Macron

Pujo menjelaskan bahwa ketika tangan atau kaki wisatawan menyentuh batuan dalam kondisi berkeringat (terutama saat cuaca panas), keringat yang menempel membawa kandungan garam yang bisa menyebabkan batu menjadi lapuk.

Hal ini tentu sangat membahayakan kelestarian struktur candi yang sudah berusia lebih dari 1.200 tahun sejak dibangun pada abad ke-8.

Mitos merogohkan tangan ke dalam stupa Candi Borobudur

Sayangnya, perilaku merogoh stupa ini kerap kali didorong oleh mitos seputar arca Kunto Bimo.

Menurut akun Instagram resmi @konservasiborobudur (8/12/2022), mitos ini justru menjadi tantangan dalam upaya pelestarian candi. Banyak pengunjung percaya bahwa menyentuh jari manis atau tumit arca dalam stupa akan mendatangkan keberuntungan.

Namun, klaim tersebut dibantah oleh para arkeolog. Soekmono, seorang arkeolog Indonesia yang pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur, mengungkap bahwa mitos Kunto Bimo sama sekali tidak berakar dari ajaran agama Buddha.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas.com (@kompascom)

Ia menjelaskan bahwa mitos ini kemungkinan besar diciptakan oleh oknum petugas candi pada era 1950-an sebagai cara untuk menarik lebih banyak pengunjung.

Arkeolog Belanda, August Johan Bernet Kempers, dalam bukunya Ageless Borobudur, juga mengkritisi fenomena ini.

Ia menyatakan bahwa alasan kenapa bagian tubuh tertentu dari arca (seperti jari manis atau tumit) harus disentuh, tidak diketahui secara pasti.

Baca juga: Kesan Macron Saat Kunjungi Candi Borobudur: Titik Temu Peradaban Antarbangsa

Besar kemungkinan hal ini hanyalah bagian dari strategi agar tak semua orang bisa melakukannya dengan mudah, sehingga menciptakan kesan mistis dan eksklusif.

Menghormati tempat suci

Lebih dari sekadar menjaga kelestarian fisik, tindakan tidak menyentuh arca juga merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sakral.

Arca di Candi Borobudur.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Arca di Candi Borobudur.

Stupa dan arca di Borobudur bukan sekadar objek wisata, melainkan bagian dari tempat ibadah umat Buddha.

Maka dari itu, sebagai bentuk toleransi antarumat beragama, sudah sepatutnya pengunjung menjaga sikap dan tidak menyentuh bagian-bagian sakral candi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Kelahiran 'Si Kucing Beruang' di Bandung Zoo, Populasi Jadi 33 Ekor
Kelahiran "Si Kucing Beruang" di Bandung Zoo, Populasi Jadi 33 Ekor
Travel News
Malang Health Tourism Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, Tawarkan Wisata Kesehatan Mariposa
Malang Health Tourism Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, Tawarkan Wisata Kesehatan Mariposa
Travel News
Petualangan Mendebarkan Naik ATV Menembus Malam di Capas Adventure Land Banyuwangi
Petualangan Mendebarkan Naik ATV Menembus Malam di Capas Adventure Land Banyuwangi
Travel Ideas
5 Alternatif Pendakian Selain Gunung Raung yang Meletus Juni 2025
5 Alternatif Pendakian Selain Gunung Raung yang Meletus Juni 2025
Travel Ideas
Gunung Raung Meletus 7 Juni 2025, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Gunung Raung Meletus 7 Juni 2025, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Travel News
Hutan Kota GBK, Wisata Ruang Terbuka Hijau Gratis di Tengah Jakarta
Hutan Kota GBK, Wisata Ruang Terbuka Hijau Gratis di Tengah Jakarta
Travelpedia
Festival Gedongsongo di Semarang Digelar 21 Juni 2025, Ada Penerbangan Lampion
Festival Gedongsongo di Semarang Digelar 21 Juni 2025, Ada Penerbangan Lampion
Travel News
4 Alasan China Jadi Destinasi Wisata Dunia yang Layak Dikunjungi
4 Alasan China Jadi Destinasi Wisata Dunia yang Layak Dikunjungi
Travel News
PIK Tourism Board Hadir di SITF 2025, Dorong PIK Jadi Destinasi Kelas Dunia
PIK Tourism Board Hadir di SITF 2025, Dorong PIK Jadi Destinasi Kelas Dunia
Travel News
10 Tempat Wisata Bandung dengan Nuansa Alam, Pas untuk Libur Panjang
10 Tempat Wisata Bandung dengan Nuansa Alam, Pas untuk Libur Panjang
Travel Ideas
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Lembongan Bali, 89 Penumpang Selamat
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Lembongan Bali, 89 Penumpang Selamat
Travel News
10 Wisata Ramah Anak di Bandung, Pas untuk Libur Panjang Idul Adha
10 Wisata Ramah Anak di Bandung, Pas untuk Libur Panjang Idul Adha
Travelpedia
Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari Daop 2 Bandung, Berlaku Juni–Juli 2025
Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari Daop 2 Bandung, Berlaku Juni–Juli 2025
Travel News
Atasi Biang Macet di Puncak, Pemkab Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Tertibkan PKL
Atasi Biang Macet di Puncak, Pemkab Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Tertibkan PKL
Travel News
Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Panjang Idul Adha, Berlaku 6–9 Juni 2025
Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Panjang Idul Adha, Berlaku 6–9 Juni 2025
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau