Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Saksi Bisu Lahirnya Pancasila

Kompas.com - 01/06/2025, 12:01 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Mengunjungi kota Ende di Nusa Tenggara Timur bukan sekadar perjalanan wisata biasa.

Ini adalah perjalanan menelusuri jejak sejarah bangsa Indonesia, terutama menyangkut peran penting kota ini dalam perjalanan hidup dan pemikiran Bung Karno, sang proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia.

Ende bukan hanya menyimpan kisah pengasingan Soekarno oleh penjajah Belanda, tetapi juga menjadi saksi bisu kelahiran ideologi Pancasila, dasar negara Indonesia.

Baca juga: 4 Alasan Kenapa Ende disebut Kota Pancasila

Pengasingan jadi tonggak sejarah Indonesia

Soekarno diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Ende dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938. Pengasingan ini, yang dimaksudkan sebagai hukuman politik, justru menjadi masa kontemplasi yang sangat penting dalam perkembangan pemikiran Bung Karno.

Bung Karno diasingkan bersama istrinya Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami dan Kartika, serta ibu mertuanya Amsi.

Jauh dari sahabat dan pendukung, di kota kecil ini Bung Karno memiliki waktu dan ruang untuk merenung secara mendalam mengenai nasib bangsa Indonesia.

Salah satu lokasi bersejarah yang wajib dikunjungi adalah Rumah Pengasingan Bung Karno di Kampung Ambugaga.

Rumah yang dibangun pada tahun 1927 ini kini difungsikan sebagai museum yang menyimpan banyak benda peninggalan Bung Karno, seperti biola kesayangannya, tempat tidur, kursi, hingga lukisan-lukisan hasil karyanya.

Baca juga: Taman Renungan Bung Karno di Ende NTT, Tempat Lahirnya Pancasila

Menurut juru pelihara rumah tersebut, Syafruddin, struktur bangunan masih dipertahankan seperti aslinya, menjaga keaslian suasana masa pengasingan.

Tempat renungan dan lahirnya Pancasila

Tak jauh dari rumah pengasingan terdapat Taman Renungan Pancasila, tempat Soekarno sering duduk di bawah pohon sukun untuk berpikir dan merenung.

Di sinilah Bung Karno merumuskan lima prinsip dasar negara yang kelak dikenal sebagai Pancasila. Di bawah pohon itu pula terdapat tulisan legendaris Bung Karno:

Lanskap Taman Renungan Bung Karno, terdapat pohon sukun tempat Bung Karno merenungkan rumusan Pancasila saat menjalani pengasingan di Kota Ende, Nusa Tenggara Timur.SHUTTERSTOCK/FREINADEMETZ Lanskap Taman Renungan Bung Karno, terdapat pohon sukun tempat Bung Karno merenungkan rumusan Pancasila saat menjalani pengasingan di Kota Ende, Nusa Tenggara Timur.

“Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila.”

Meskipun pohon sukun asli tumbang pada tahun 1960, sebuah pohon sukun pengganti ditanam pada tahun 1981 dan tetap menjadi simbol penting dalam sejarah nasional.

Tempat ini menjadi pengingat bahwa ide-ide besar bisa lahir dari masa-masa sulit dan keterasingan.

Warisan sastra dan dialog lintas agama

Selama di Ende, Bung Karno juga aktif menulis naskah sandiwara. Tercatat sedikitnya 13 naskah tonil yang lahir selama masa pengasingannya, seperti Dokter Setan, Rahasia Kelimutu, Anak Haram Jadah, hingga Sang Hai Rumba.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kelahiran 'Si Kucing Beruang' di Bandung Zoo, Populasi Jadi 33 Ekor
Kelahiran "Si Kucing Beruang" di Bandung Zoo, Populasi Jadi 33 Ekor
Travel News
Malang Health Tourism Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, Tawarkan Wisata Kesehatan Mariposa
Malang Health Tourism Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, Tawarkan Wisata Kesehatan Mariposa
Travel News
Petualangan Mendebarkan Naik ATV Menembus Malam di Capas Adventure Land Banyuwangi
Petualangan Mendebarkan Naik ATV Menembus Malam di Capas Adventure Land Banyuwangi
Travel Ideas
5 Alternatif Pendakian Selain Gunung Raung yang Meletus Juni 2025
5 Alternatif Pendakian Selain Gunung Raung yang Meletus Juni 2025
Travel Ideas
Gunung Raung Meletus 7 Juni 2025, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Gunung Raung Meletus 7 Juni 2025, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Travel News
Hutan Kota GBK, Wisata Ruang Terbuka Hijau Gratis di Tengah Jakarta
Hutan Kota GBK, Wisata Ruang Terbuka Hijau Gratis di Tengah Jakarta
Travelpedia
Festival Gedongsongo di Semarang Digelar 21 Juni 2025, Ada Penerbangan Lampion
Festival Gedongsongo di Semarang Digelar 21 Juni 2025, Ada Penerbangan Lampion
Travel News
4 Alasan China Jadi Destinasi Wisata Dunia yang Layak Dikunjungi
4 Alasan China Jadi Destinasi Wisata Dunia yang Layak Dikunjungi
Travel News
PIK Tourism Board Hadir di SITF 2025, Dorong PIK Jadi Destinasi Kelas Dunia
PIK Tourism Board Hadir di SITF 2025, Dorong PIK Jadi Destinasi Kelas Dunia
Travel News
10 Tempat Wisata Bandung dengan Nuansa Alam, Pas untuk Libur Panjang
10 Tempat Wisata Bandung dengan Nuansa Alam, Pas untuk Libur Panjang
Travel Ideas
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Lembongan Bali, 89 Penumpang Selamat
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Lembongan Bali, 89 Penumpang Selamat
Travel News
10 Wisata Ramah Anak di Bandung, Pas untuk Libur Panjang Idul Adha
10 Wisata Ramah Anak di Bandung, Pas untuk Libur Panjang Idul Adha
Travelpedia
Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari Daop 2 Bandung, Berlaku Juni–Juli 2025
Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari Daop 2 Bandung, Berlaku Juni–Juli 2025
Travel News
Atasi Biang Macet di Puncak, Pemkab Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Tertibkan PKL
Atasi Biang Macet di Puncak, Pemkab Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Tertibkan PKL
Travel News
Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Panjang Idul Adha, Berlaku 6–9 Juni 2025
Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Panjang Idul Adha, Berlaku 6–9 Juni 2025
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau