KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta resmi menyandang status sebagai Geopark Nasional. Penetapan ini diumumkan langsung oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, di Kompleks Kepatihan, Selasa (29/7/2025).
Dengan adanya surat keputusan menteri ini, kawasan geosite di DIY kini memiliki arah pengelolaan yang lebih jelas dan berkelanjutan.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian warisan alam dan pengembangan wisata.
Baca juga:
Beberapa lokasi akan difokuskan sebagai heritage yang harus dilindungi, sementara yang lain bisa diakses untuk edukasi dan pariwisata secara bertanggung jawab.
Artikel ini mengulas 15 geosite nasional di Yogyakarta yang telah ditetapkan, lengkap dengan nilai geologis, sejarah, dan keindahan alamnya. Cocok bagi yang ingin mengenal Jogja dari sisi yang belum banyak dijamah wisatawan.
Berada di Pegunungan Menoreh bagian utara, kawasan ini merupakan dinding kaldera purba yang menyuguhkan lanskap spektakuler. Meski tidak banyak singkapan batuan di Puncak Suroloyo, Bukit Kendil di sisi timur menyimpan breksi vulkanik berusia jutaan tahun.
Sisa kejayaan Gunungapi Purba Menoreh bisa disaksikan di situs ini. Endapan piroklastik dari era Oligosen-Miosen membentuk perbukitan indah di Samigaluh, Kulon Progo. Lokasinya mudah diakses dari Jalan Godean.
Formasi ini terdiri dari batupasir, batulempung, dan napal berlapis-lapis yang menyimpan fosil foraminifera dan moluska dari zaman Eosen. Menjadi salah satu lokasi penting untuk kajian geologi purba di Yogyakarta.
Goa karst tertinggi di Pulau Jawa ini menyimpan jejak transisi dari gunungapi purba ke batuan karbonat. Terhubung dengan Goa Seplawan di Purworejo, lokasi ini juga punya nilai budaya dan spiritual tinggi.
Selain penting secara geologi, situs ini juga berperan dalam sejarah kemerdekaan. Tambang mangan di sini aktif sejak era Belanda, dan menjadi bagian penting dalam memahami endapan mangan vulkanik di Indonesia.
Tiga bukit di kawasan Godean, Gunung Berjo, Gunung Buthak, dan Pandawa Hill menjadi bukti aktivitas intrusi magma yang membentuk bentang alam unik. Semua lokasi ini mudah dijangkau dari Jalan Godean.
Bukit Turgo dan Plawangan menjadi saksi awal mula lahirnya Gunung Merapi. Lava tua berusia 135–138 ribu tahun masih bisa diamati sebagai bagian dari Proto Merapi.
Situs ini jadi titik terdampak terjauh dari letusan Merapi 2010. Endapan awan panas yang tebal menjadi catatan penting dalam fase Merapi Muda dan bisa dilihat dari prasasti peringatan yang dibangun di lokasi.
Tebing ini menyimpan jejak super-erupsi Gunungapi Semilir di masa lalu. Struktur batuannya menjadi laboratorium alam untuk mempelajari vulkanologi dan mikropaleontologi, lengkap dengan fosil nannoplankton.